TEMPO Interaktif, Surabaya - Setiap tahun, sebanyak 38 ribu lebih warga Jawa Timur terancam penyakit katarak. Bahkan berdasarkan data Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Jawa Timur menunjukkan angka kebutaan hingga tahun ini mencapai 2,660 juta orang. 570 ribu orang di antaranya buta akibat menderita katarak. "Tiap tahun kami mengoperasi 15 ribu orang," kata Kepala BKMM Jawa Timur, Dyah Wiryastini, Jumat, 4 November 2011.
Hingga saat ini, menurut Dyah, masih ada 285 ribu orang yang belum tersentuh operasi katarak.
Perang terhadap katarak, kata Dyah pula, sebenarnya bisa dilakukan jika banyak lembaga yang perduli untuk membantu penanganannya. Apalagi BKMM saat ini hanya memiliki empat dokter mata, 16 perawat, tiga petugas pemeriksa mata, serta tiga dokter umum.
Terbatasnya tenaga membuat BKMM secara mandiri hanya mampu mengoperasi lima ribu penderita katarak setiap tahun.
Saat ini BKMM terus melakukan pelatihan operasi mata, termasuk katarak, di seluruh puskesmas yang ada di Jawa Timur. Dengan demikian operasi katarak tidak harus dilakukan oleh BKMM melainkan bisa tertangani di tingkat kecamatan.
Biaya operasi katarak di Jawa Timur masih tergolong mahal. Sesuai peraturan gubernur tentang tarif dasar pelayanan kesehatan masyarakat, warga tidak mampu yang tidak memiliki kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) maupun jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) dikenai biaya Rp 1,4 juta untuk sekali opeasi katarak. Bagi mereka yang memiliki kartu Jamkesmas maupun Jamkesda, biaya operasi katarak sepenuhnya ditanggung pemerintah. Adapun biaya operasi katarak di rumah sakit atau klinik swasta, paling murah Rp 8 juta.
FATKHURROHMAN TAUFIQ