TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Departemen Keuangan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Ikhsan Modjo, menilai keberatan Fadel Muhammad soal pencopotannya dari jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan, yang dilayangkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Sialalahi, salah alamat.
Karena, "Reshuffle kabinet sudah dikomunikasikan langsung ke ketua partai. Fadel harusnya tanya ke Ical (Aburizal Bakrie, Ketua Umum Golkar), kalau ke Sudi dan Presiden, itu salah alamat," ujarnya usai menjadi pembicara diskusi akhir pekan di Warung Daun Cikini, Sabtu, 22 Oktober 2011.
Setelah Fadel Muhammad dicopot dari Kabinet Indonesia Bersatu II, ia banyak berbicara lewat media. Kader partai beringin itu protes lantaran alasan penggantian yang dianggapnya tidak jelas.
Menurut Ikhsan, perombakan yang dilakukan Presiden SBY sudah melalui alasan pertimbangan yang rasional. Selain itu, SBY juga mempertimbangkan laporan kinerja dari Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) serta masukan-masukan dari masyarakat. Itu semua menjadi penilaian dasar untuk mengganti menteri tertentu.
Karena itu, kata dia, klarifikasi pencopotan Fadel lebih pantas ditanyakan ke Partai Golkar. "Pak Fadel itu soal reshuffle sebenarnya tak ada kaitan partai dengan SBY. Semua begitu, sama saja di Golkar, wacana keluar kabinet itu soal komunikasi internal," kata dia. "Pertanyaannya, kenapa dia protes ke Pak Sudi? Harusnya ini kepentingan internal, kurang lebih sama partai lain juga begitu."
Pencopotan Fadel Muhammad sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan mendapat sorotan di media massa. Pasalnya, kinerja kementeriannya tergolong baik dan laporan keuangan kementerian ini berstatus Wajar Tanpa Pengecualian.
Posisi Fadel kemudian diganti rekan separtainya, Syarif Tjitjip Sutarjo. Fadel sendiri mengaku tak masalah diganti, tapi penggantiannya yang tanpa alasan, jelas membuatnya kecewa.
RIRIN AGUSTIA