TEMPO Interaktif, Manado - Ratusan pedagang asal Pasar Serasi Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, menggelar aksi penolakan terhadap rencana Lippo Grup membangun hypermarket Lippo Grup di Kotamobugu. Aksi digelar di depan kantor Pemerintahan Kota Kotamobagu, Senin pagi tadi, 10 Oktober 2011.
Sekitar 700 pedagang ini membawa spanduk dan juga meneriakkan kata-kata penolakan. Spanduk yang dibawa pendemo itu antara lainn bertulisan "Pasar Tradisional Yes, Hypermarket No". Bangunan modern itu akan dibangun di samping pasar tradisional, Serasi.
Koordinator lapangan aksi pedagang Denny Mokodompit dalam orasinya mengatakan seharusnya Pemerintah Kota Kotamobagu menjadi pelindung masyarakat kecil, bukan malah memberikan ruang besar untuk para pengusaha dengan mengorbankan masyarakat.
Menurut Mokodompit, alasan pemerintah yang mengatakan pembangunan pusat perbelanjaan modern ini akan menarik 300 karyawan sangat tidak realistis karena yang dikorbankan adalah nasib 700 pedagang di pasar Serasi dan ribuan keluarga pedagang tersebut.
“Bagaimana kita mau ambil, hypermarket itu cuma menampung 300 orang, tapi yang dikorbankan ribuan masyarakat. Jadi, yang bodoh itu bukan rakyat, tapi pemerintah karena hanya ingin terima uang besar dari pengusaha,” ujar Mokodompit.
Tak hanya itu, Mokodompit dalam orasinya menyesalkan sikap Pemerintah Kota Kotamobagu yang mulai mengembuskan isu ras terkait dengan upaya menggusur para pedagang yang berada di Pasar Serasi tersebut.
Pasalnya, menurut Mokodompit, sudah banyak pedagang asal luar daerah diancam akan diusir ke daerah masing-masing jika tidak mau digusur dari pasar Serasi tersebut.
“Pemerintah model bagaimana jika sampai membawa isu suku dan ras untuk memenangkan pengusaha. Pemerintah sudah membuang kata jika para pedagang yang tidak mau digusur, maka akan dipulangkan. Orang Gorontalo pulang ke Gorontalo, Orang Bugis pulang ke Bugis. Ini sungguh pelecehan Bhineka Tunggal Ika,” ucap Mokodompit kembali.
Sementara hingga saat ini aksi masih terus berjalan. Belum ada perwakilan dari Pemerintah Kota Kotamobagu yang bertemu dengan para pedagang tersebut.
ISA ANSHAR JUSUF