TEMPO Interaktif, Purbalingga - Ancaman rawan pangan menghantui Kabupaten Purbalingga. Stok beras di gudang Bulog daerah itu saat ini kosong. "Stok beras di gudang kami saat ini kosong sejak awal bulan ini," terang Kepala Gudang Bulog 409 Purbalingga, Saptono, Rabu, 28 September 2011.
Saptono mengatakan stok beras sama sekali tidak ada, sementara setiap bulan mereka harus mengeluarkan kebutuhan beras miskin. Beras miskin yang harus dibagikan kepada masyarakat berjumlah 1.025 ton. Ia mengaku kebingungan karena realisasi untuk Oktober belum ada stoknya.
Dia mengatakan target pengadaan beras tahun ini untuk Kabupaten Purbalingga mencapai 14.500 ton. Namun, hingga saat ini pengadaan beras baru mencapai 8 ribu ton atau setara dengan 60 persen dari target yang ditetapkan.
Saptono menambahkan, stok beras terakhir sebanyak 1.020 ton sudah dibagikan kepada masyarakat miskin dengan bantuan Bulog dari daerah lain. Sementara untuk pembagian bulan Oktober, sampai saat ini belum ada kabar akan dibantu dari mana.
Menurutnya, kebijakan pembagian beras miskin akan diserahkan kepada Bulog Subdivre IV Banyumas. Ia menambahkan, seluruh Bulog di eks-Karesidenan Banyumas kekurangan stok beras karena petani banyak yang gagal panen.
Rawan pangan sendiri sudah diperkirakan sebelumnya oleh sejumlah kalangan di Purbalingga. "Kelangkaan pangan, terutama beras, akan dimulai November hingga Januari tahun depan," kata pedagang beras Purbalingga, Budi Santoso.
Budi mengatakan harga gabah saat ini sudah sangat tinggi, yakni Rp 5.000 per kilogram untuk gabah kering giling. Sementara pemerintah hanya menetapkan Rp 4.100 per kilogram untuk harga gabah kering giling. "Di tempat penggilingan beras sudah tak ada lagi stok," imbuhnya.
Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (SubDivre) Banyumas, Witono, mengisyaratkan akan menerima beras impor. Kebijakan tersebut dilakukan karena penyerapan beras dari Bulog sudah tak maksimal karena langkanya hasil panen. "Tingkat penyerapan beras hingga Agustus baru mencapai 65,5 persen atau setara 62.315 ton beras," terang Witono.
Witono mengatakan target tahun ini sebenarnya mencapai 95 ribu ton. Namun, akibat menurunnya hasil pertanian akibat musim kemarau, penyerapan tersebut diperkirakan tidak akan tercapai.
Ia mengatakan, stok beras yang ada saat ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran beras miskin dan kebutuhan narapidana di penjara hingga Oktober atau November. Dengan kondisi itu, imbuhnya, Bulog Banyumas mengisyaratkan akan menerima beras impor.
Menurutnya, saat ini Bulog masih menerima beras dari mitra Bulog sebesar 280 ton beras setiap harinya. Petani, kata dia, saat ini sudah tak menanam padi lagi karena musim penghujan belum datang. "Penyerapan baru akan dimulai lagi pada Februari-Maret 2012," imbuhnya.
Ia memperkirakan hingga akhir tahun ini, penyerapan beras yang ditargetkan hanya tercapai 70 persen dari 95 ribu ton. Meski hanya 70 persen, kata dia, penyerapan tersebut sudah cukup tinggi atau nomor dua setelah Bulog Tegal. "Setiap bulan, kami menyalurkan sekitar 7.500 ton untuk penyaluran raskin dan narapidana," ujarnya.
ARIS ANDRIANTO