TEMPO Interaktif, Cilegon - Ribuan truk yang akan menyeberang dari Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, ke Bakauheni, Lampung mengalami antrean panjang sekitar 15 kilometer. Antrean disebabkan masalah klasik, yaitu terbatasnya jumlah kapal roll on–roll off (ro-ro). Volume kendaraan yang tinggi ikut memperpanjang antrean.
Dari pantauan Tempo, Jumat 16 September 2011, ekor antrean truk yang terjadi di Jalan Tol Tangerang–Merak hingga kilometer 93 atau sekitar Cilegon Barat. Bahkan, pengelola tol PT Marga Mandala Sakti (PT MMS) dan anggota Kepolisian Lalu Lintas dari Polres Cilegon telah mengeluarkan mobil pribadi, bus dan truk yang memuat sembako ke gerbang Tol Cilegon Timur.
Kemacetan yang terjadi itu berpengaruh terhadap bongkar muat kapal. Sejumlah kapal di Pelabuhan Merak mengalami kesulitan bongkar muat, karena di luar pelabuhan terjadi penumpukan kendaraan. “Kami tidak bisa mengoperasikan kapal lebih banyak karena kami mengalami kesulitan bongkar muat,” kata Manajer Operasional PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Indonesia Ferry Cabang Utama Merak Zailis Anas.
Menurut Zailis Anas, antrean truk yang terjadi saat ini wajar karena sebelumnya truk-truk tersebut sempat dilarang melintas selama musim mudik Lebaran. “Wajar saja kalau sekarang ramai, sebab beberapa hari sebelum dan sesudah Lebaran, angkutan truk dimensi besar itu sempat dilarang karena dianggap mengganggu arus mudik,” kata Zailis
Upaya PT Indonesia Ferry Cabang Utama Merak untuk mengatasi penumpukan kendaraan, dengan mengoperasikan sebanyak 28 hingga 29 kapal ro-ro . “Untuk total kendaraan berbagai jenis yang melakukan penyeberangan telah mencapai 5. 800 kendaraan,” katanya.
Sementara itu, Hamdan, 37 tahun, sopir yang membawa kelontongan menuju Medan mengeluhkan kemacetan yang sering kali terjadi di Pelabuhan Merak. ”Kami ini sudah bosan sekali dengan macet, sebab kemacetan yang terjadi tidak hanya terjadi pada akhir pekan saja,” kata Hamdan.
Dia meminta pihak PT ASDP agar memperhatikan kondisi kapal. “Kalau memang sudah tidak terkendali, harusnya kapalnya ditambah dan cari solusinya. Kami ini sudah bosan,” tegasnya.
Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Merak Togar Napitupulu mengatakan pihaknya masih menyiagakan 40 unit kapal roro. Dari jumlah tersebut, 33 di antaranya merupakan kapal yang biasa beroperasi di ASDP Merak, sedangkan tujuh lainnya merupakan kapal bantuan dari berbagai daerah yang diperbantukan untuk melayani arus penumpang selama Lebaran.
Togar mengatakan kapal bantuan belum akan dikembalikan selama masih terjadi kepadatan di Pelabuhan Merak. Ia memperkirakan, angkutan truk masih akan terjadi hingga akhir pekan ini. “Kami yakin antrean truk saat ini masih bisa diatasi,” katanya.
WASI’UL ULUM