TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD mendapat pesan dari para ulama Jawa Timur. Dia diminta berhenti membicarakan kasus Bendahara Partai Demokrat, M Nazaruddin. Para ulama menilai, lebih baik Mahfud membicarakan bagaimana mamahami Pancasila untuk menyelesaikan persoalan bangsa.
"Pesan para kiai Jawa Timur itu disampaikan melalui Pak Hasyim Muzadi, dan sekarang tak akan lagi bicara mengenai Nazarudin," kata Mahfud di gedung Mahkamah Konstitusi, Senin, 23 Mei 2011.
Sebelumnya, Mahfud bersama dengan Sekretaris Jenderal Mahkamah Kontitusi Janedjri M. Gaffar saat diundang ke istana menjelaskan kepada Susilo Bambang Yudhoyono soal pemberian uang oleh Nazaruddin. Dalam konferensi bersama Yudhoyono, Jum'at 20 Mei 2011, Mahfud juga menjelaskan Nazaruddin sempat mengancam akan mengobrak-abrik gedung MK jika uang pemberiannya ditolak.
Menurutnya, penjelasan mengenai kasus yang menjerat Partai Demokrat ke SBY semata-mata demi kebaikan partai, tidak ada upaya untuk menghasut atau membelah partai penguasa tersebut. "Saya tak perduli dimanfaatkan atau memanfaatkan," kata Mahfud. "Saya tidak peduli karena saya tidak mempunyai kepentingan apa-apa."
Mahfud juga membantah bila langkahnya menemui presiden dan melaporkan soal Nazaruddin sebagai langkah untuk untuk kepentingan pemilihan presiden 2014 mendatang. "Darimana saya menumpangi isu itu, wong Pak SBY sendiri mengakui bahwa saya disuruh mengumumkan," kata Mahfud.
Mantan Menteri Pertahanan era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan akan fokus mengembalikan komitmen bangsa ada Pancasila. "Saat ini seakan-akan negara ini tak memiliki pegangan hidup," kata Mahfud.
JAYADI SUPRIADIN