Pengajar di Pondok Pesantren Al Islam, Tenggulun, Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur ini, mengaku, tahu betul Umar Patek alias Abu Syeikh alias Umar Arab. Dia pernah berkumpul dari tahun 1994 hingga 1999 di Moro, Filipina. Kemudian, bertemu kembali dari tahun 2002 hingga 2005. “Setelah itu, saya berpisah dan tidak ketemu lagi hingga sekarang ini,” kata Ali Fauzi.
Pertemanan yang lama ini membuat Ali Fauzi perlu bukti sebelum mempercayai kabar Umar Patek ditangkap di Pakistan. Minimal, kata dia, Fauzi perlu melihat wajahnya yang ke Arab-araban, atau fotonya saat ditangkap. “Jadi, saya sangsi, karena belum melihat gambar wajahnya,” imbuhnya.
Umar dinilai selain sahabat, juga gurunya sendiri. Umar Patek dianggap sebagai ahli meracik zat-zat kimia, terutama urusan eksplosif. Ia mempertanyakan pula kenapa Umar Patek, tiba-tiba sudah berada di Pakistan. Selama ini, posisi Umar kemungkinan besar berada di Philipina. Jika ke Filipina, maka Ia harus membuat paspor di Indonesia, baru bisa ke Pakistan. “Lha, ini kok bisa lolos buat paspornya bagaimana,” kata Ali Fauzi.
Pada 2 Maret, Umar Patek dikabarkan tertangkap di Pakistan. Direktur Lembaga Studi Intelijen dan Keamanan Nasional (Siknal) Dynno Chressbon mengatakan, Selasa (29/3), sumbernya menyebutkan aparat keamana setempat menangkap seseorang yang diduga sebagai Umar Patek.
Sujatmiko