TEMPO Interaktif, Banyuwangi -Puluhan aktivis pemberantasan HIV/AIDS Banyuwangi hari ini mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat. Mereka meminta DPRD untuk mendorong kepala desa beserta ketua RT/RW terlibat aktif dalam penanggulangan HIV/AIDS di lingkungannya.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Kelompok Kerja Bina Sehat Mohammad Hoiron mengatakan, selama ini keterlibatan kepala desa maupun aparat di bawahnya belum maksimal. Akibatnya, masih banyak perlakuan diskriminatif terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Bentuk diskriminasi terhadap ODHA tercermin dari susahnya para ODHA mengurus surat keterangan miskin untuk berobat ke rumah sakit. Bahkan, kata dia, baru-baru ini ada warga satu desa yang menolak memandikan jenazah ODHA. "Diskriminasi tersebut tidak akan terjadi kalau kepala desanya ikut mendukung upaya penanggulangan HIV/AIDS," kata Hoiron, Rabu (30/3).
Apalagi angka penderita HIV/AIDS saat ini, kata dia, semakin meningkat. Menurut data Dinas Kesehatan Banyuwangi, hingga akhir Februari 2011 sudah ada 832 kasus HIV/AIDS. Dari jumlah itu, 172 ODHA meninggal.
Penyakit mematikan itu lebih banyak menular ke perempuan sebanyak 433 orang, laki-laki 377 orang dan waria 22 orang. Para perempuan itu didominasi dari kalangan ibu rumah tangga dan perempuan seks komersial.
Ketua Komisi Hukum dan Pemerintahan, I Made Bagus mengatakan, DPRD mendukung segala upaya untuk menekan penyebaran HIV/AIDS terutama memberikan pelayanan bagi ODHA.
Menurut dia, desakan aktivis HIV/AIDS itu akan ditindaklanjuti dengan menghadirkan eksekutif. "Kami akan hadirkan Dinas Kesehatan dan kepala desa," kata dia di akhir pertemuan.
IKA NINGTYAS