TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Kustantinah mengatakan dari hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium menunjukkan 40-44 persen jajanan anak tercemar zat kimia. Menurut dia, permasalahan ini jelas mengkhawatirkan.
Menurut dia, secara rutin BPOM melakukan pengawasan, yang dilakukan oleh balai-balai BPOM yang ada di provinsi, termasuk Jakarta.
"Mereka sudah dengan rutin melakukan pengambilan sample, diuji di laboratorium," kata Kustantinah seusai penandatanganan kerja sama penanganan Pangan Jajanan Anak Sekolah yang bergizi, bermutu dan berkualitas di Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Jakarta, Rabu, (02/03).
Dia mengatakan mobil Lab Keliling mengambil sample di pasar-pasar. Bila ditemukan makanan tersebut tidak memenuhi syarat, BPOM kemudian membina para pedagangnya. BPOM juga melakukan penyuluhan melalui para ibu. "Dengan adanya kesepakatan ini, pembinaan diharapkan lebih fokus lagi," kata dia.
Kustantinah mengatakan zat kimia yang sering ditemui dalam makanan adalah borax, formalin, serta pewarna kimiawi untuk tekstil seperti merah atau rhodamin b dan kuning atau methanyi yellow.
Walau sudah ditemukan beberapa zat kimia tersebut di dalam makanan, BPOM tidak melakukan sweeping terhadap makanan tersebut.
Mia Umi Kartikawati