TEMPO Interaktif, Surabaya - Putri almarhum Kiai Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, menegaskan Partai Kebangkitan Bangsa yang dia bawa merupakan PKB yang sah.
"PKB kita meski bukan yang diakui, tapi merupakan PKB yang asli," kata Yenny ketika memberikan sambutan pembukaan Muktamar ke-III PKB di GOR Kertajaya Surabaya, Minggu (26/12).
Yenny mengakui, belum mampu mengembalikan PKB menjadi partai yang diakui secara administrasi. "Ini hanya masalah administrasi belaka," tambahnya.
Keputusan Muktamar III di Surabaya yang digelar hingga Senin (27/12), tambah Yenny, merupakan amanat rapat bersama yang diambil pada 12 November 2009 di kantor PKB di Kalibata, Jakarta. Selain itu, Muktamar III dikukuhkan dalam keputusan rapat pada 24 November 2009 yang saat itu dipimpin langsung Gus Dur.
Alasan dilakukannya Muktamar merupakan upaya tertib organisasi di mana hasil Muktamar II Semarang pada 2005 telah habis massa jabatannya. "Muktamar ini semata untuk membangun kembali rumah politik Gus Dur," kata Yenny.
Sebagaimana saat didirikan pada 23 Juli 1998, PKB secara sah dideklarasikan di rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta selatan. "PKB adalah perkawinan yang sah dengan NU, tapi hari ini kita dipinggirkan dari realitas resmi politik negeri ini," ungkapnya.
Meski begitu, Yenny tetap meminta Muhaimin Iskandar yang memimpin Partai Kebangkitan Bangsa versi lain untuk bisa hadir mengikuti Muktamar kali ini. "Saya ulangi, mari kita bersama kembali membesarkan partai ini. Jangan lagi berebut legalitas. Status tidak penting, rakyat di luar sana harus diselamatkan," kata Yenny.
Kembalinya seluruh kekuatan PKB sangat diperlukan mengingat suara PKB terus menurun. Apalagi hasil survei menunjukkan suara PKB saat ini tak sampai tiga persen.
Sementara itu, selain dihadiri oleh beberapa kiai dan ribuan pendukung setia Gus Dur. Muktamar kali ini juga dihadiri oleh Khofifah Indar Parawansah, Ketua DPP PKNU Khoirul Anam, Rizal Ramli, serta pengamat politik Muhammad Khodari.
FATKHURROHMAN TAUFIQ