TEMPO Interaktif, Surakarta - Kegiatan peringatan 1 Sura (Muharram) yang akan diselenggarakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta pada tahun ini berbeda dengan penanggalan pemerintah.
Dalam penanggalan Jawa yang dimiliki Keraton, tanggal 1 Sura akan jatuh pada Rabo 8 Desember 2011. Sedangkan pemerintah menetapkan tanggal 1 Muharam pada Selasa tangggal 7 Desember 2011. ”Keraton memiliki penanggalan tersendiri,” kata KRMH Satriyo Hadinagoro, selaku Pengageng III Museum dan Pariwisata Keraton Surakarta Hadiningrat.
Menurut dia, penanggalan yang dipakai Kasunanan Surakarta dibuat oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, salah satu raja Kerajaan Mataram.
Menurut Satriyo, perbedaan penanggalan antara Keraton Surakarta dengan Pemerintah memang seringkali terjadi. “Hal ini bukan pertama kalinya,” kata Satriyo. Tiga tahun lalu, perbedaan penanggalan juga sempat terjadi. Hanya saja, perbedaan tersebut hanya berimbas pada pelaksanaan rangkaian upacara adat yang diselenggarakan oleh Keraton.
Dia menegaskan, pelaksanaan kirab malam 1 Sura yang menjadi puncak peringatan terpaksa juga diundur satu hari. “Jika sesuai kalender pemerintah, kirab seharusnya dilaksanakan pada Senin malam (6/12),” kata Satriyo. Namun lantaran terjadi perbedaan penanggalan, kirab akan dilakukan pada Selasa malam (7/12).
Kirab malam 1 Sura merupakan kirab pusaka milik keraton. Selain diikuti oleh ratusan abdi dalem, kirab itu juga diikuti oleh sejumlah kerbau bule milik keraton. Selain menjadi upacara adat, prosesi kirab tersebut telah menjadi agenda wisata rutin. Biasanya, prosesi kirab tersebut disaksikan oleh ribuan warga dan wisatawan dari berbagai daerah.
Hanya saja, lanjut Satriyo, saat ini Keraton tengah kesulitan dalam menutup biaya yang akan digunakan untuk menyelenggarakan prosesi 1 Sura. Menurutnya, penyelenggaran prosesi itu menghabiskan biaya hingga Rp 140 juta. Dari pemerintah Kota Surakarta, keraton hanya mendapat hibah sebesar Rp 350 juta pada tahun ini, untuk membiayai semua kegiatan yang diselenggarakan. “Bukan hanya untuk Garebeg Sura,” kata Satriyo.
Sedangkan dana hibah yang dialokasikan oleh Pemerintah Kota Surakarta itu, saat ini baru separuh yang bisa dicairkan. “Saat ini kami sedang berusaha mencari pinjaman uang,” kata Satriyo. Dia berharap, pinjaman tersebut bisa dilunasi setelah semua dana dari pemerintah bisa dicairkan.
Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Budi Suharto membenarkan jika dana hibah kepada Keraton Kasunanan Surakarta baru dicairkan separuh. “Sisanya baru dapat dicairkan setelah keraton memberikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana yang telah digunakan,” kata Budi.
Budi berharap, keraton bisa secepatnya menyerahkan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana hibah sebesar Rp 175 juta yang telah dicairkan. Hal itu dimaksudkan agar sisa dana yang belum diserahkan kepada keraton bisa segera cair. “Penyusunan laporan pertanggungjawaban kan bisa selesai dalam waktu sehari,” kata Budi
Ahmad Rafiq