Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siapa Pahlawan Nasional Pertama?

image-gnews
Abdul Muis (www.jakarta.go.id)
Abdul Muis (www.jakarta.go.id)
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tidak banyak yang tahu tentang Abdul Muis. Kita, khususnya warga Jakarta mungkin hanya mengenalnya sebagai nama jalan di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Secuil jalan sepanjang 3 kilometer itu berdampingan dengan kali kecil, dikangkangi deretan gedung-gedung strategis seperti Kementerian Perhubungan. Sementara pecinta sastra mengenal Abdul Muis sebagai pengarang novel legendaris, Salah Asuhan, pada 1928.

Hanya segelintir orang tahu, pria kelahiran Sungai Puar, Sumatera Barat 3 Juli 1883 ini merupakan tokoh pertama yang ditetapkan pemerintah sebagai Pahlawan Nasional. "Tepatnya tahun 1956," ujar Direktur Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial, Kementerian Sosial, Suyoto kepada Tempo, Rabu (10/10).

Presiden Soekarno menyematkannya gelar pahlawan berkat sepak terjang pujangga itu dalam mendesak Pemerintah Kolonial Belanda untuk memberi kemerdekaan pada Indonesia. Lewat Sarekat Islam, Abdul Muis mengajak anggotanya untuk mempersiapkan langkah kekerasan untuk merebut kemerdekaan, jika jalan damai terus gagal.

Dia memimpin demonstrasi besar di Yogyakarta, pada 1922. Gentar akan kepemimpinannya, Belanda menangkap Abdul Muis dan membuangnya ke Garut, Jawa Barat. Dia menetap di Jawa Barat sampai hari terakhirnya, 17 Juni 1959.

Saat ini, Suyoto melanjutkan, Indonesia memiliki 147 Pahlawan Nasional. Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Penghormatan masih rembug membahas sepuluh kandidat pahlawan baru. Diantaranya Mantan Gubernur DKI Ali Sadikin, Mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan Soeharto.

REZA M

Baca Berita Lainnya:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peserta Pidato Obama Diberi Gelang Power Balance 

Tikus Dilatih Cari Ranjau

Seorang Pria Nekat Teriaki Obama 

Diduga Teroris, Densus 88 Geledah Rumah di Surakarta 

"Pulang Kampung Nih," Kata Obama

Laptop Berbahaya untuk Sperma

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

43 Tahun Bung Tomo Berpulang, Jejak Salah Satu Ikon Pahlawan Nasional

20 hari lalu

Bung Tomo dalam rapat umum di Malang, April 1947. Dok Tempo/IPPHOS
43 Tahun Bung Tomo Berpulang, Jejak Salah Satu Ikon Pahlawan Nasional

Bung Tomo meninggal dunia 43 tahun yang lalu pada 7 Oktober di Arab Saudi. Berikut perjuangan salah satu ikon pahlawan nasional asal Surabaya.


Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

24 hari lalu

Sultan Hamengkubuwono IX setelah dinobatkan, 18 Maret 1940. Dok. Perpustakaan Nasional/ Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

Kontribusi Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia terekam dalam sejarah. Ia mendukung Sukarno-Hatta dengan segala daya upaya.


Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

26 hari lalu

Presiden ke-2 Soeharto. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

Protes soal pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto disampaikan Amnesty Internasional Indonesia, parpor, hingga pelopor Aksi Kamisan.


Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ketahui Syaratnya Menurut Undang-Undang

26 hari lalu

Mantan Presiden Soeharto bersama anak-anak. Youtube.com
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ketahui Syaratnya Menurut Undang-Undang

Aturan pemberian gelar pahlawan nasional tertuang dalam Pasal 25 dan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009


Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Apa Tanggapan PDIP?

27 hari lalu

Presiden ke-2 Soeharto. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Apa Tanggapan PDIP?

Politikus PDIP Guntur Romli menentang penyematan gelar pahlawan nasional kepada Presiden Soeharto.


Ketua MPR Bambang Soesatyo Sebut Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

29 hari lalu

Presiden ke-2 Soeharto. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Ketua MPR Bambang Soesatyo Sebut Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Dia mengatakan, jasa dan pengabdian Soeharto besar terhadap bangsa Indonesia.


Amnesty Kritik Ide Penyematan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

29 hari lalu

Mantan Presiden Soeharto bersama anak-anak. Youtube.com
Amnesty Kritik Ide Penyematan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

Usman mengingatkan kejahatan lingkungan, korupsi, dan pelanggaran HAM selama era Soeharto belum selesai dipertanggungjawabkan negara hingga kini.


MPR Cabut 3 TAP MPR Soal Sukarno, Soeharto, dan Gus Dur, Bagaimana Bunyinya?

30 hari lalu

Presiden Sukarno dan Soeharto
MPR Cabut 3 TAP MPR Soal Sukarno, Soeharto, dan Gus Dur, Bagaimana Bunyinya?

MPR cabut 3 TAP MPR terkait putusan perundang-undangan terhadap 3 mantan Presiden RI yaitu Ir Sukarno, Soeharto, dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).


Alasan Fraksi PKB Minta TAP MPR Soal Pemberhentian Gus Dur Dicabut

33 hari lalu

Ketua Fraksi PKB MPR RI Jazilul Fawaid. ANTARA/HO-MPR
Alasan Fraksi PKB Minta TAP MPR Soal Pemberhentian Gus Dur Dicabut

Fraksi PKB mengatakan surat penegasan soal tak berlakunya TAP MPR Nomor II/MPR/2001 diperlukan untuk memulihkan nama baik Gus Dur.


Jejak Akhir RA Kartini, Wafat di Rembang dan Tempat Peristirahatan Terakhirnya

41 hari lalu

Para peziarah memadati makam Kartini, terlihat di sekitar makam terdapat foto profil Kartini.  Rembang, Jawa Tengah, 21 April 2015. TEMPO/Budi Purwanto
Jejak Akhir RA Kartini, Wafat di Rembang dan Tempat Peristirahatan Terakhirnya

RA Kartini lahir di Jepara dan meninggal dunia di Rembang Jawa Tengah. Kisah kematiannya dan dimakamkan di mana?