Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat menilai konfederasi yang digalang oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai langkah yang serius. "Sebagai langkah bertahan untuk persiapan di pemilu 2014," ujarnya saat dihubungi TEMPO Ahad,(31/10).
Menurut Mubarok, langkah penggalangan konfederasi merupakan upaya bagi partai yang tidak memenuhi syarat parliamentary threshold untuk tetap eksis. "Itu sah saja. Namanya juga upaya," ujarnya.
Gerindra saat ini tengah gencar mengajak partai-partai mini untuk bergabung diajak koalisi dalam Pemilu 2014. Bahkan, keenam partai sudah resmi tanda tangan bersatu dalam Poros Ampera, yang dideklarasikan tadi siang. Enam partai yang tergabung dalam Poros Ampera itu masing-masing Partai Merdeka, Partai Buruh, Partai Persatuan Nahdlatul Umah Indonesia, PNI Marhaenis, Partai Kedaulatan dan Partai Serikat Indonesia (PSI).
Namun Mubarok tidak melihat konfederasi yang digalang partai berlambang kepa burung Garuda itu sebagai kekuatan yang nanti mungkin akan mengancam keberadan partai besar. "Soal berhasil atau tidak masih tetap tergantung dari pemilih," ujarnya.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Ade Komarudin menghargai langkah Gerindra untuk membentuk sebuah konfederasi partai untuk menghadapi pemilihan umum 2014. "Banyak upaya dari semua partai untuk tetap bertahan di dalam sistem politik menghadapi pemilu mendatang," ujarnya.
Namun Ade juga menghindari pertanyaan apakah gaya konfederasi seperti yang digalang oleh Partai Gerindra akan efektif untuk menggaet massa dan suara di pemilihan umum mendatang. "Cara (konfederasi) itu belum terbukti," kata dia.
SANDY INDRA PRATAMA
Iklan
