TEMPO Interaktif, Surakarta - Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla menyatakan stok darah nasional saat ini baru mencapai tiga juta kantong. Padahal, ditetapkan target persediaan darah sebanyak 4,5 juta kantong dalam setahun.
"Kami berusaha mencapai target dengan cara berkampanye di daerah-daerah," kata Jusuf Kalla di Surakarta, Sabtu (9/10).
Menurut dia, persediaan darah tersebut sangat dibutuhkan lantaran kondisi rawan bencana yang tengah melanda Indonesia. Selain bencana alam, kejadian kecelakaan dan konflik antarmasyarakat juga membuat permintaan darah ke PMI meningkat.
PMI Provinsi Jawa Tengah hingga saat ini belum mampu mencukupi permintaan darah dari masyarakat. Namun kekurangan tersebut dapat tercukupi melalui pendonor dari kerabat masyarakat yang membutuhkan darah.
Menurut Ketua Palang Merah Provinsi Jawa Tengah, Sasongko Tedjo, selama 2009 pihaknya hanya berhasil mendapatkan pendonor darah sukarela sejumlah 271.782 orang. Padahal, kebutuhan darah selama setahun mencapai 302.535 kantung. "Kami baru mampu mencukupi 91 persen kebutuhan darah," kata Sasongko, Sabtu (9/10).
Guna menutup kekurangan persediaan darah, selama ini mereka meminta keluarga dan kerabat dari masyarakat yang membutuhkan darah untuk menjadi pendonor. Melalui cara tersebut, kata Sasongko, kekurangan yang mencapai sembilan persen tersebut dapat tercukupi.
Dia menambahkan, kebanyakan pendonor darah berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Jumlahnya mencapai 35 persen dari total pendonor. Sedangkan pendonor dari kalangan pegawai negeri dan swasta menyumbang kebutuhan 21 persen, petani dan buruh sebesar 18 persen, wiraswasta 17 persen, anggota militer dan polisi sebesar tujuh persen dan masyarakat umum hanya dua persen.
Sementara itu, 630 pendonor darah sukarela di Jawa Tengah dianggap memiliki kontribusi yang cukup besar. Sejumlah 457 pendonor telah melakukan donor darah sukarela sebanyak 50 kali, sedangkan 173 pendonor lain telah melakukan donor darah sebanyak 75 kali.
Mereka mendapatkan penghargaan khusus dari Palang Merah Indonesia Provinsi Jawa Tengah, yang diberikan di Surakarta, Sabtu (9/10). Selain para pendonor, mereka juga memberikan penghargaan kepada lima perusahaan yang dinilai mampu menjadi penggerak kegiatan donor darah kolektif di lingkungan perusahaan.
Ahmad Rafiq