Mahasiswa Trisakti Desak Pansus Trisakti Tuntaskan Tugasnya

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ratusan mahasiswa Universitas Trisakti berkumpul dan berorasi di lapangan parkir kampus mereka di Grogol, Jakarta Barat, Kamis siang, (10/5). Rencananya, mereka akan melakukan long march ke Gedung DPR untuk menuntut agar kasus Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II dituntaskan.

Menurut Presiden Mahasiswa Trisakti itu, Andre Rosiade, kedatangan mereka ke gedung wakil rakyat itu adalah untuk menyampaikan tiga butir tuntutan. Mereka meminta agar kasus Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II segera dituntaskan; menuntut panitia khusus DPR untuk kasus ini bersungguh-sungguh menjalankan tugasnya sesuai aspirasi mahasiswa. Dan yang ketiga menuntut wakil rakyat di dalam Pansus menghindarkan politik dagang sapi dan menjadikannya sebagai ajang kompromi politik. Mahasiswa akan bergerak menuju ke Gedung DPR dan meminta Pimpinan DPR dan Pimpinan Pansus berorasi menanggapi tuntutan mahasiswa.

Andre menilai kinerja Pansus masih belum optimal seperti tampak pada ketidaktertarikan para anggota Pansus dalam mengikuti rapat dengar pendapat umum yang membahas upaya penyelesaian mahasiswa Trisakti. “Janji-janji Panda Nababan masih omong kosong. Pansus juga mulai meninggalkan kerjasama dengan mahasiswa,” ujar mahasiswa Fakultas Ekonomi Trisakti tersebut. Andre mengaku memiliki data daftar kehadiran para anggota Pansus sejak Januari hingga akhir Maret tahun ini. “Kehadiran mereka sangat memprihatinkan, tidak pernah mencapai 50 persen,” papar Andre.

Andre mengatakan, dengan aksi siang ini, mahasiswa Trisakti ingin mengingatkan dan mewacanakan kembali tragedi kemanusiaan yang selama tiga tahun terakhir belum juga menemui titik terang.

Hingga berita ini dilaporkan, ratusan mahasiswa Trisakti ini masih berkumpul sambil berorasi di mimbar bebas. Sementara itu, ratusan mahasiswa Trisakti yang berasal dari kampus F di Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, masih terus berdatangan. Presiden Mahasiswa Trisakti memperkirakan aksi long march kali ini akan diikuti tidak kurang dari seribu mahasiswa. (Arinto Wiryoto)