"Program ini bertujuan untuk memperbaiki asupan gizi peserta didik di tingkat TK dan SD, sehingga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan fisik, minat, dan kemampuan belajar," ujar Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh dalam kata sambutannya.
Program yang merupakan realisasi dari Inpres No. 1 Tahun 2010 itu rencananya menjangkau 27 kabupaten di 27 provinsi yang merupakan kabupaten tertinggal dan persentase penduduk miskinnya besar. Sasarannya adalah 1,2 juta siswa TK dan SD, serta 185 ribu siswa Raudhatul Athfal (RA) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang setingkat TK dan SD.
Total anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut sebesar Rp 218 miliar dari APBNP. "Biaya per siswa sekali makan adalah Rp 2.250 untuk kawasan Indonesia barat, dan Rp 2.600 untuk kawasan Indonesia timur," ujarnya.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informasi ini juga menjelaskan, makanan tambahan disyaratkan mengandung 10-20 persen dari kebutuhan kalori dan protein siswa, yaitu 300 kilo kalori energi dan 5 gram protein. "Cita rasanya juga disesuaikan dengan selera anak-anak," ujarnya.
Selain itu, bahan makanan PMT-AS juga menggunakan produk lokal. "Jadi program ini juga diharapkan dapat menggerakkan perekonomian lokal," ujar Nuh lagi. Pelaksanaan PMT-AS diserahkan pada masing-masing sekolah di bawah koordinasi tim PMT-AS di tingkat kecamatan. Siswa akan diberi makanan tambahan paling sedikit tiga kali seminggu selama tahun 2010.
Kementerian lain yang terlibat dalam progam ini adalah, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, dan Bappenas.
ADISTI DINI INDRESWAR