TEMPO Interaktif, Serang - Tangki kimia jenis hydrochloric acid (HCl) milik di PT Sulfindo Adiusaha, Kampung Pengoreng, Desa Sumuranja, Kecamatan Pulau Ampel, Kabupaten Serang, Banten, meledak, Jumat (9/7). Satu orang pekerja tewas dan empat orang lainya luka berat.
Korban tewas yakni Jam’ani, warga Sumuranja, Kecamatan Pulau Ampel, Kabupaten Serang. Sedangkan empat orang luka lainnya: Sohari, warga Benggala, Kecamatan Cipare, Kota Serang; Huseri; Ramlan; dan satu orang sopir yang hingga kini belum diketahui identitasnya.
Dari informasi yang dihimpun Tempo, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB, saat kelima pekerja sedang bertugas di perusahaan tersebut. Tiba – tiba, tiga dari empat tabung tangki kimia meledak dan mengenai para korban.
Akibat kejadian tersebut, satu orang korban yang bernama Jamani langsung tewas di tempat dengan kondisi badan gosong. Sedangkan lima orang lainya menglami luka-luka, di antaranya patah tulang, memar dan luka bakar. Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Krakatau Medika, Kota Cilegon, Banten.
Salah seorang warga yang menyaksikan kejadian tersebut, Bakhtiar, warga Kampung Penggoreng, Desa Mangunreja, Kecamatan Pulau Ampel, Kabupaten Serang, menyatakan setelah dirinya mendengar ledakan dari pabrik yang memproduksi zat kimia tersebut, warga panik dan langsung berhamburan keluar rumah dan menyelamatkan diri ke atas bukit.
“Kami langsung memastikan sumber ledakan, dan ternyata yang meledak itu adalah tangki zat kimia,” kata Bakhtiar.
Direktur Reserse dan Kriminal Kepolisian Daerah Banten Ajun Komisaris Besar Joko Suharyadi mengatakan, sampai saat ini masih melakukan penyelidikan penyebab meledaknya tangki zat kimia itu. Kepolisian Daerah Banten akan mendatangkan tim dari Markas Besar Kepolisian RI untuk membantu penyelidikan.
“Kenapa kami melarang wartawan ke TKP, karena zat kimia sangat berbahaya,” tegas Joko .
Sementara itu, General Manager Sulfindo Adiusaha, Hidayat, mengatakan, saat kejadian di perusahaan tersebut sedang melakukan dua kegiatan. Sebagian karyawan memindahkan zat kimia dari penampung ke tangki mobil dan sebagian lagi sedang merawat tanki kimia jenis hydrochloric acid (HCl).
Namun, kata Hidayat, tiba tiba saja tiga dari empat tangki yang ada meledak. “Jam’ani karyawan di bagian distribusi pengisian, dan saat kejadian dia sedang mengisi mobil tangki ditemukan tewas,“ katanya.
Sementara itu Dokter Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) yang menangani para korban, Rizki, menyatakan, beberapa korban saat ini umumnya mengalami luka bakar. Tetapi untuk secara pasti, kami masih melakukan pemeriksaan intensif. “Untuk Sukani mengalami patah tulang dibagain kaki kanan dan Ramlan mengalami luka memar-memar dan luka bakar,” katanya.
WASI’UL ULUM