TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak Indonesia Hadi Supeno menyatakan, Kementerian Komunikasi dan Informatika tak mampu memblokir situs asusila yang mudah sekali diakses di Indonesia.
"Alasannya, sumber dayanya kurang," kata Hadi dalam keterangan pers di Majelis Ulama Indonesia, Selasa (6/7). Menurut dia, di Cina mereka (kementerian) menyatakan perlu 30 ribu orang, di Indonesia, pemerintah hanya punya 40 orang.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menyatakan ini program nasional, maka akan banyak sekali sukarelawan yang terlibat. "Pasti banyak yang tergerak untuk membantu," ujar Hadi.
Menurut dia, yang diperlukan saat ini adaah pernyataan resmi dari Pemerintah. Bila perlu, Presiden yang menyatakan akan memblokir semua. Pemblokiran diyakini tidak akan bisa menumpas seratus persen situs asusila, "Tapi paling tidak jumlahnya akan berkurang," ujarnya.
Dampak kebebasan mengunduh di Indonesia adalah beredarnya video asusila yang diduga pesohor hiburan. Hadi mengakum mendapat kabar dari sejawatnya di Spanyol, Surat Kabar terbesar bernama El Mundo memuat berita video asusila yang mirip pesohor Indonesia. "Di ujung tulisannya, redaktur mempertanyakan kenapa hal ini bisa terjadi di negara mayoritas muslim terbesar di Indonesia," ucapnya.
Ketua Dewan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Maruf Amin menyatakan Majelis sepakat dengan sikap Komisi untuk segera meminta Kementerian segera menyaring laman-laman asusila. "Kami juga mendesak kementerian untuk menindak warung internet yang tanpa penyaring laman asusila," ujarnya.
Dianing Sari