“Padahal potensi usaha untuk wanita cukup banyak,” jelas Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (Asppuk) Jawa Tengah, Retno Kustati kepada wartawan di Surakarta, Minggu (9/5).
Potensi usaha yang dimaksud Retno misalnya di bidang kuliner atau masakan. Sebab bidang tersebut identik dengan keahlian perempuan. Selain itu, perempuan dipandang lebih telaten dalam menghasilkan beragam bentuk kerajinan dari kain seperti tas, manik-manik, dan sebagainya.
Dia berpendapat, minimnya keikutsertaan perempuan di dunia usaha disebabkan adanya anggapan umum di masyarakat bahwa pencari nafkah utama dalam keluarga adalah laki-laki. Padahal, dengan berkecimpung di dunia usaha dapat mendorong kemandirian dan sebagai bagian aktualisasi diri.
Oleh karenanya, pihaknya rutin memotivasi perempuan di Surakarta untuk mencoba terjun di dunia usaha. Juga memberikan pelatihan-pelatihan usaha, pendampingan, hingga fasilitasi permodalan. “Ada koperasi khusus perempuan. Kami juga bisa menghubungkan dengan lembaga perbankan,” tuturnya.
Salah satu bentuk fasilitasi dari Asppuk dengan mendorong perempuan di Kelurahan Purwodiningratan untuk membuat pasar minggu, yang mulai beroperasi hari ini. Pasar yang nantinya buka tiap minggu dari pukul 5 hingga 9 pagi itu dimaksudkan untuk menampung hasil produksi ibu-ibu di kelurahan tersebut.
Produk yang dijual beraneka ragam, mulai makanan ringan, kerajinan, hingga baju batik. “Ada 25 stan untuk 60 penjual,” terang Ketua Asppuk Dewi Widowati. Menurutnya, pasar tersebut sebagai salah satu jalan untuk merintis hadirnya pengusaha perempuan.
UKKY PRIMARTANTYO