TEMPO Interaktif, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan memberikan reward bagi guru maupun sekolah yang berprestasi dalam membantu proses kelulusan ujian nasional baik tingkat SMP maupun SMA.
"Kita akan berikan reward, nilainya berapa nanti kita akan hitung berapa pantasnya," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo disela-sela upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, Senin (3/5).
Menurut Soekarwo, pemberian reward untuk pertama kalinya bagi guru dan sekolah ini dirasa sangat penting untuk memacu sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Apalagi, ujian nasional kali ini tak hanya murid yang harus bekerja keras melainkan pihak guru dan sekolah juga harus bekerja keras dalam menyiapkan muridnya dalam menghadapi ujian nasional.
Untuk sekolah yang memiliki nilai kelulusan rendah, Jatim akan melakukan evaluasi tidak hanya kepada sekolahan melainkan juga terhadap guru di sekolah tersebut. "Akan kita lihat, apakah metode ngajarnya sudah benar, apakah kurikulumnya sudah diberikan dengan benar," tambah dia.
Yang pasti, Soekarwo tidak sependapat jika ujian nasional dihapuskan. Menurut dia, ujian nasional merupakan satu-satunya metode yang bisa dilakukan untuk mengetahui standar kualitas seorang murid.
Hanya saja jika ada kekurangan maka harus dilakukan pengecekan terhadap pelaksana ujian. "Guru sudah kita berikan tunjangan profesi, apakah itu ada hasilnya tidak, ini yang harus kita evaluasi."
Dalam upacara Hari Pendidikan yang dipimpin oleh Gubernur Soekarwo ini juga diikuti oleh Wakil Gubernur Saifullah Yusuf, Ketua DPRD Jatim Imam Sunardhi, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suwarno, Kapolda Jatim Irjen Pratiknyo, serta beberapa pejabat lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Suwanto mengatakan, untuk tahun 2010 ini, masih ada 16.337 murid SMA/MA/SMK di Jatim yang tidak lulus. "Tahun ini jumlah yang tidak lulus memang naik dari tahun 2009 yang hanya 15.089 murid SMA," kata Suwanto.
Ia berjanji akan segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan ujian nasional sekaligus akan melakukan kajian terhadap beberapa sekolah yang memiliki nilai kelulusan rendah.
Rohman Taufiq