TEMPO Interaktif, Makassar -Sebanyak 46 mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Makassar memilih mengungsi di Markas Kepolisian Resort Kota Makassar Timur. Mahasiswa asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini cemas adanya sweeping menyusul bentrokan dengan kelompok mahasiswa lainnya.
Pantauan Tempo, mahasiswa ini ditampung di ruangan aula Polresta Makassar Timur, mereka tidur sedaannya di lantai aula. Kris Tanjung, Sekretaris Ikatan Mahasiswa Bima Universitas Muslim Indonesia mengaku tidak ada tempat lain mencari perlindungan selain di kantor polisi. "Bentrokan itu sungguh membuat kami resah," ujarnya.
Mereka diungsikan sejak pukul 23.00 Wita hingga pukul 04.30 Wita, dini hari tadi. Empat mobil truk milik Brimob Polda Sulsel digunakan menjemput mahasiswa. Mereka berasal dari kampus Universitas Muslim Indonesia, Universitas Muhammadiyah, Akademi Perawat Reformasi Makassar, dan Universitas 45 Makassar. Sebagian lagi memilih tetap bertahan di kampus masing-masing dengan mendapat pengamanan ketat dari aparat.
"Kami merasa tidak aman sehingga keluarga kami meminta berlindung di kantor polisi," kata Wahyudi. Menurutnya, bentrokan yang melibatkan mahasiswa asal Bima dan Palopo di kampus Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI) Makassar meluas ke kampus lainnya. Untuk menghindari adanya kemungkinan terburuk, mahasiswa memilih mencari tempat perlindungan.
Sebenarnya, bentrokan yang terjadi di UVRI Makassar akhir pekan lalu melibatkan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan pengurus sanggar seni serambi. Belakangan, bentrokan meluas dengan mengatasnamakan isu antar daerah, Bima dan Palopo.
Kapolresta Makassar Timur, Ajun Komisaris Besar Totok Lisdiarto mengatakan pihaknya telah mempertemukan kedua belah pihak. Hasilnya, disepakati antara kedua kelompok meredam tindakan anarkis itu. "Untuk sementara mahasiswa asal Bima ditampung di Polresta. Mereka akan dipulangkan jika situasi mulai kondusif," ujar Totok.
ABDUL RAHMAN