Separuhnya atau 35.000 hektar tanaman padi, jagung, dan kedelai sudah dinyatakan mengalami gagal panen akibat tanamannya puso. Adapun tanaman padinya saja yang mengalami puso mencapai 20.125 hektare. Pemerintah Provinsi NTB mulai Rabu (21/4) siang ini membentuk Tim Rencana Aksi Penanggulangan Kekeringan (RAPK)
Badan Urusan Logistik Divisi Regional NTB juga dinyatakan mengalami kendala pengadaan stok pangan musim tanam saat ini. Badan Urusan Logistik NTB Hanya mendapatkan 29.000 ton beras atau sepertiga dari target panen 62 ribu ton.
Ketua Tim RAPK yang sehari-hari Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan NTB Mashur menjelaskan kondisi kekeringan itu usai rapat koordinasi yang dipimpin Sekretaris Daerah NTB Abdul Malik, Rabu (21/4) siang. Untuk mencegah meluasnya puso, akan diberikan bantuan pompa air untuk lahan irigasi. ‘’Untuk lahan tadah hujan hendaknya tidak menanam padi,’’ kata Mashur.
Sebanyak 78.017 hektare luas lahan kekeringan tahun ini lebih banyak dibanding kekeringan pada 2005 sekitar 45 ribu hektare dan pada 2007 luasnya 70 ribu hektare. Terjadinya kekeringan tersebut berdasarkan data Stasiun Meteorologi Selaparang di Mataram.
Menurut Mashur, kekeringan tersebut diakibatkan rendahnya curah hujan yang hanya 50 milimeter dan waktu turun hujan hanya sebulan. Padahal untuk kepentingan tanaman padi utamanya di lahan tadah hujan memerlukan curah hujan sebanyak 200 milimeter dan waktunya selama tiga bulan.
Dengan 20.125 hektare lahan padi yang mengalami puso, apabila kepemilikan lahan di NTB setiap hektare tiga kepala keluarga atau lima jiwa dalam satu keluarga, maka gagal panen ini merugikan 60.375 kepala keluarga atau 100.625 jiwa. Sedangkan dari potensi panen lahan padinya, jika setiap hektarenya bisa menghasilkan empat ton gabah kering panen maka kehilangan 80.500 ton gabah yang nilai kerugiannya mencapai Rp 201,25 miliar.
NTB adalah satu satu penyedia stok pangan nasional. Pada 2009, hasil panen padi tercatat 1,8 juta ton gabah kering giling. Karena dari produksi 1,8 juta ton gabah kering giling sama dengan 1,070 juta ton beras dan kebutuhan 4,39 juta jiwa penduduk NTB sebanyak 561.310 ton beras - yang per orangnya setahun 127,8 kilogram, ini berarti NTB memiliki surplus beras sebanyak 509.437 ton.
SUPRIYANTHO KHAFID