TEMPO Interaktif, Gorontalo – Palang Merah Indonesia Kota Gorontalo kelabakan akhir-akhir ini. Pasalnya, persediaan stok darah di Unit Transfusi Darah habis. “Kami tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Linda Olii, manager kualitas di Unit Transfusi Darah setempat, Rabu (7/4).
Unit transfusi darah, kata Linda, sebenarnya memiliki persediaan kantong darah sedikitnya, 22 kantong. Hanya saja, saat ini 22 kantong darah tersebut sudah dimiliki oleh sejumlah pasien. Namun jika sudah lewat dari tiga hari kantong darah belum juga diambil pihak keluarga, maka akan diberi kepada mereka yang membutuhkan.
Baca Juga:
Linda menambahkan, ketika kekosongan stok darah terus terjadi dan ada warga yang membutuhkan darah, maka pihaknya hanya menganjurkan agar membawa kerabat atau keluarga yang bersedia mendonorkan darah. ” Caranya tinggal seperti itu,” tandas Linda.
Minimnya persediaan darah di Gorontalo, juga disebabkan oleh jarangnya kegiatan donor darah, baik yang diajukan oleh masyarakat maupun intansi pemerintahan dan swasta. Sementara relawan yang biasa mendonor darah setiap tiga bulan sekali sangat minim.
Di unit transfusi darah Gorontalo, dalam setiap bulan, tambahnya, harus menyediakan 800 kantung darah dengan ukuran 350 cc dalam setiap bulan. Namun itu selalu tidak terpenuhi. Kadang yang bisa dipenuhi hanya sekitar 600 atau 700 kantung darah perbulannya.
Akibat persediaan darah yang sudah habis tersebut, jelasnya, banyak makelar darah yang sering beroperasi. Mereka mendatangi pasien-pasien yang membutuhkan dan menawarkan jasa penjualan darah. ”Biasanya, makelar darah ini sering beroperasi di rumah sakit. Saya mengenal mereka karena hampir setiap mendonorkan darah, selalu yang datang itu-itu saja,” terang Linda.
CHRISTOPEL PAINO