Prabowo juga menjelaskan bahwa dirinya telah menerima surat panggilan dari Pansus DPR kasus Trisakti, an Semanggi I dan II. Ia juga mengatakan, di hadapan anggota Dewan, ia bersedia untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi sebelum tragedi 12 Mei 1998 itu.
Namun, Prabowo membantah jika dirinya telah mengadakan pertemuan dengan mantan Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Syamsudin beberapa hari sebelum Tragedi 12 Mei. Ia mengakui, Sjafrie selalu berkoordinasi dengan dirinya, sebab dirinya saat itu menjabat sebagai Pangkostrad. “Tapi, kami tidak pernah melakukan pertemuan untuk merencanakan sesuatu hingga peristiwa itu terjadi,” kata dia.
Pernyataannya ini bertentangan dengan Ketua Pansus Trisakti dan Semanggi I & II, Panda Nababan. Menurut anggota Dewan dari PDI-P ini, pihaknya sudah menerima banyak informasi bahwa beberapa hari sebelum Tragedi Trisakti, Prabowo sering berjalan bersama dengan Sjafrie Syamsudin. Mereka pun diduga sering mengadakan pertemuan.
Setelah tragedi Trisakti, menurut Panda beberapa waktu lalu, ada beberapa satuan Kostrad yang di BKO-kan di Kodam Jaya. Jadi, kata dia, atas petunjuk itulah pihak Pansus melihat menantu Presiden Soeharto ini secara tidak langsung terlibat dalam peristiwa yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti itu.
Selain memanggil Prabowo, sehari sebelumnya, pada 27 Februari, Pansus ini juga memanggil mantan Kabakin (Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara) Letjen (Purn.) Moetojid. (Nurakhmayani)