Demikian disampaikannya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa (2/1). Anggito menggunakan informasi dari early warning system milik Badan Kebijakan Fiskal, yang memiliki tugas utama sebagai pengelola resiko fiskal.
Sistem yang dipaparkan di depan 23 anggota dewan itu memampangkan 17 indikator utama, mulai harga minyak, emas, cadangan devisa, kredit hingga indeks Hangseng sebagai parameter. "Terlihat kalau Oktober (2008) tidak melakukan apa-apa, terjadi krisis," katanya.
Sebagian anggota Komisi XI, seperti Melchias Marcus Mekeng dan Maruarar Sirait tidak begitu saja percaya dengan paparan Anggito. "Data BI bilang tidak krisis," kata Maruarar.
Anggito menolak datanya dipertentangkan dengan data Bank Indonesia. "BI punya stress test perbankan, kita makronya," katanya.
REZA M