TEMPO Interaktif, Slawi - Abrasi yang terjadi di sejumlah wilayah garis pantai di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kini dalam kondisi memprihatinkan. Hasil pantuan di sejumlah titik pantai, menunjukan luapan air laut menimbulkan jarak garis pantai dengan permukiman penduduk tinggal 25 meter.
“Padahal kondisi normal jarak pantai dengan perkampungan mencapai 100 meter, ini berbahaya bagi aktivitas masyarakat pesisir, karena air laut bisa menggenangi rumah warga,” ujar Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Tegal, Warnadi, kepada Tempo, Rabu (20/1).
Luapan air laut yang terjadi sekitar dua pekan terakhir ini juga menenggelamkan areal perkebunan melati dan kelapa di tiga kampung, yakni Surodadi, Kramat, dan Sidoarjo. Selain itu sejumlah perahu nelayan setempat mengalami kesulitan saat hendak melintasi muara sungai, akibat endapan lumpur yang terbawa luapan air laut.
“Muara menjadi danggkal, sehingga perahu yang hendak melaut harus didorong,” ujar Warnadi
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Tegal segera membantu pemulihan abrasi maupun pengerukan endapan lumpur yang telah mendangkalkan muara sungai. Pemulihan tersebut sangat penting untuk membantu aktivitas nelayan yang hendak melaut.
“Jangka pendeknya harus ada pengerukan muara, selanjutnya perbanyak penanaman bakau untuk mencegah hantaman ombak laut ke pesisir pantai,” katanya.
EDI FAISOL