TEMPO Interaktif, BANDUNG - Temuan unggas mati akibat serangan virus flu burung di Bandung terus berkurang. Tapi ancaman penularan virus dari unggas yang didatangkan dari luar kota masih terbuka. Bandung belum bebas dari flu burung.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Dinas Pertanian Kota Bandung Endang Sulistiowati, sepanjang tahun ini tercatat ada 8 temuan kasus. Sedangkan unggas yang dimusnahkan sebanyak 378 ekor.
"Umumnya ayam yang terkena virus flu burung," ujarnya, Rabu (16/12). Segelintir unggas lainnya yang mati kena virus tersebut adalah burung dan bebek.
Menurut data Dinas, temuan kasus flu burung itu terdapat di 8 kelurahan. Daerah itu, ujar Endang, masih sama seperti tahun lalu dan berada di perbatasan dengan Kabupaten Bandung. Wilayah itu diantaranya Kelurahan Campaka, Sukaraja, Ciroyom, Cigadung, Batununggal, dan Jatihandap. Tahun lalu, jumlah temuan berkisar 10-20 kasus di 10 kelurahan.
Menurunnya kasus flu burung, ujarnya, diantaranya karena masyarakat kini makin cepat tanggap. Mereka segera melaporkan jika ada unggas yang mati mendadak walau hanya satu ekor. "Kalau dulu sampai puluhan baru lapor," katanya. Selain itu program penyemprotan disinfektan pada kandang-kandang unggas ke seluruh penjuru kota menjadi sebab lainnya.
Tahun depan, Dinas akan mengurangi program disinfektan tersebut sesuai ketentuan pemerintah pusat. Penyemprotan kandang hanya akan difokuskan pada 8 kelurahan tersebut dan daerah sekitarnya yang diawasi khusus. Kewaspadaan juga diarahkan pada pasar-pasar yang pedagangnya banyak mendatangkan ayam dari luar Kota Bandung.
Di sana, kata Endang, ayam dari Tasikmalaya misalnya, positif membawa virus flu burung. Ayam tersebut mematikan unggas di sekitarnya. Ia menyarankan agar pedagang memisahkan dulu ayam dari luar kota dan tidak mencampurnya langsung dengan ternak unggasnya sendiri. "Sebaiknya dipisah 10-20 hari," ujarnya.
Walau begitu, katanya, kasus penularan flu burung dari unggas ke manusia sejauh ini dilaporkan nihil. Begitu pun catatan di RS Hasan Sadikin. Ruang isolasi khusus penyakit khusus di rumah sakit rujukan se-Jawa Barat itu setahun ini tak kedatangan pasien terduga flu burung. "Tidak ada (pasien), tapi kasus positif flu burung di unggas masih ada," kata dr. Hadi Yusuf, ketua tim infeksi khusus rumah sakit itu.
Berkurangnya wabah flu burung setahun ini juga diakui Dalhari, seorang pedagang ayam di Jalan Lodaya. Menurutnya, para pedagang tak lagi resah karena ayam-ayamnya tidak ada lagi yang mati mendadak. "Sekarang sudah pada rajin disemprot disinfektan," jelasnya.
ANWAR SISWADI