“Bahasa Jawa adalah jati diri bangsa. Sehingga selayaknya mendapat perhatian yang sama dengan pelajaran bahasa asing atau keterampilan seperti komputer,” ujarnya, Rabu (2/12). Alasan lain, lanjutnya, disebabkan Surakarta dikenal sebagai kota budaya. Sehingga menjadi aneh ketika yang dipacu untuk berkembang hanya bahasa asing.
Dia tidak ingin nantinya anak-anak sekolah melupakan keluhuran dan ketinggian makna dari Bahasa Jawa. “Juga jangan sampai anak-anak lebih semangat mempelajari bahasa asing dibanding Bahasa Jawa. Jangan sampai mereka mengganggap belajar Bahasa Jawa tidak menarik, bahkan menakutkan,” katanya.
Keberadaan laboratorium tersebut, menurut Hadi, akan mengajarkan anak-anak sekolah tentang nilai sopan santun. Yaitu ketika berbicara kepada guru, orang tua, atau orang yang lebih tua. Sebab, Bahasa Jawa memiliki struktur atau tingkatan bahasa, tergantung siapa yang diajak bicara. “Nantinya secara otomatis perilakunya juga akan mengikuti,” tuturnya.
Hadi menambahkan, untuk mewujudkan laboratorium tersebut tidak sulit. “Bentuknya seperti apa, tergantung kemampuan keuangan tiap sekolah. Yang penting ada, dan berfungsi untuk mendidik kemampuan bahasa anak-anak dan perilakunya,” harapnya. Menurut dia, komitmen dan kemauan sekolah sangat diperlukan agar punya laboratorium Bahasa Jawa.
“Sebenarnya sudah kami himbau sejak lama. Tapi saya lihat belum ada satupun yang punya. Kami juga tidak akan memaksa sekolah untuk menyediakannya. Tergantung kesadaran tiap sekolah,” terang Hadi sembari menegaskan tidak perlu ada peraturan walikota atau surat edaran untuk keperluan tersebut.
Jika sudah berdiri, dia meminta nantinya ada lomba menulis aksara Jawa dan pidato Bahasa Jawa antar sekolah, agar kemampuan siswa makin terasah. Kepala Sekolah Dasar Warga Sulistyowati mengaku siap untuk membuat laboratorium Bahasa Jawa tahun depan.
“Saat ini kami sudah punya untuk Bahasa Inggris dan Mandarin. Ke depan, Bahasa Jawa juga akan kami siapkan laboratoriumnya,” ujar Sulistyowati. Bahasa Inggris dan Mandarin diwajibkan untuk dipelajari 535 siswa di sekolah itu.
UKKY PRIMARTANTYO