Hal ini dikatakan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Abepura, Anthonius Ayorbaba, dalam pertemuan dengan para wartawan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Abepura, Sabtu (28/11) siang.
“Para narapidana dan tahanan TNI sudah dipindahkan ke RTM Waena. Sedangkan satu narapidana polisi harus dipulangkan ke rumahnya dan nanti akan dikembalikan ke Lapas, setelah situasi kembali aman. Pemindahan ini menghindari aksi keributan lanjutan. Tapi sebenarnya, pemindahan ini sudah dilakukan beberapa saat setelah kerusuhan terjadi, Jumat siang lalu. Ini dilakukan mengantisipasi jangan sampai narapidana lain di bawah pimpinan Buktar melakukan aksi balas dendam terhadap mereka,” jelas Anthonius.
Dalam pertemuan yang dihadiri terpidana tiga tahun kasus penghasutan massa dan juga aktivis Papua merdeka, Buktar Tabuni, yang sebelumnya dipukul oknum narapidana dan tahanan TNI-Polri pada Jumat lalu itu, Anthonius mengatakan, tidak benar para narapidana dari TNI-Polri ini sengaja disusupkan di Lembaga Pemasyarakatan Abepura.
“Tapi mereka titipan dari Oditur Militer dan sudah enam bulan di Lapas ini. Sebelumnya mereka ditahan di RTM, tapi penuh akhirnya dititip di Lapas. Mereka ini mendapat hukumannya yang bervariasi, satu hingga dua tahun, bahkan ada di antaranya sudah dipecat dari kesatuannya,” jelas Anthonius.
Keributan di Lembaga Pemasyarakatan Abepura dipicu pemukulan Buktar Tabuni oleh narapidana dan tahanan dari TNI-Polri yang dititip di Lapas Abepura pada Kamis (26/11) yang disusul kerusuhan pada Jumat (27/11) siang.
“Akibatnya, puluhan narapidana melakukan pengrusakan kantor Lapas. Sejumlah kaca dan lima komputer milik Lapas hancur. Tapi, para narapidana itu, termasuk Buktar melalui kuasa hukumnya sudah berjanji akan menyelesaikan kasus ini secara adat,” kata Anthonius.
Sementara Buktar yang juga hadir dalam pertemuan itu mengatakan, pemicu pemukulan dan pengeroyokan terhadap dirinya bermula dari permasalahan air. “Lalu terjadi kesalahpahaman, hingga para narapidana TNI-Polri itu menyeret saya dari ruang tahanan dan kemudian mengeroyok saya hingga babak belur. Dan sampai sekarang saya tak bisa makan karena masih merasa sakit. Saya heran, kok narapidana bisa-bisanya memiliki kunci sel, hingga leluasa menyeret dan memukul saya,” papar dia.
Situasi dan kondisi Lembaga Pemasyarakatan Abepura kini terlihat kembali normal. Namun masih terlihat sekitar satu regu anggota polisi dari kesatuan Brimob Kepolisian Daerah Papua dengan persenjataan lengkap berjaga-jaga di sekitar Lembaga Pemasyarakatan Abepura.
“Masih adanya anggota Brimob berjaga-jaga di sekitar Lapas Abepura ini untuk berjaga-jaga sesuai dengan arahan Kakanwil dan Dirjen Kehakiman,” tandas Anthonius.
CUNDING LEVI