"Flu burung dan flu babi adalah penyakit wabah yang harus dicari penangkalnya," kata dia dalam sambutannya. Ia menyambut baik diproduksi vaksin untuk penyakit wabah ini.
Menurut Boediono, Indonesia adalah negara tropis yang menjadi tempat perkembangbiakan virus. "Tempat ini menjadi sangat riskan untuk penularan virus. Kita berada digaris depan peperangan penyakit," ujarnya. Selain itu sisi positifnya, kata dia, virus di negara tropis bisa menjadi bahan untuk kemajuan penelitian.
Ia menambahkan kapasitas dan kemandirian dalam pengelolaan harus ditingkatkan. Selain itu dalam penciptaannya laboratororium pembuatan vaksin harus dijaga ketat sesuai protokoler. "Jangan justru menimbulkan bencana bagi masyarakat luas kalau virus lepas," ujarnya.
Menteri Kesehatan, Endang mengatakan produksi vaksin flu burung akan dimulai pada Nopember 2010. Vaksin flu burung yang akan diproduksi sebanyak 20 juta dosis vaksin. "Akan diberikan ke rumah sakit secara gratis," ujarnya.
Sedangkan untuk produksi vaksin flu babi tergantung dari kesiapan Bio Farma. Endang mengatakan pemerintah telah mengeluarkan sebesar Rp 1,3 triliun untuk penelitian hingga produksi vaksin selama empat tahun. Adapun sampel vaksin ini akan diproduksi pada Maret 2010 mendatang.
Peneliti vaksin flu burung dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair Dr. dr. Choirul Anwar Nidhom, M.S mengatakan penelitian tentang vaksin telah dimulai pada 2008. Vaksin ini, kata dia, telah diujicobakan kepada diantaranya mencit dan monyet.
DINI MAWUNTYAS