TEMPO Interaktif, Sumenep - Masyarakat di pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, dilanda resah. Perusahaan Listrik Negara setempat mengumumkan bahwa listrik di pulau berpenduduk satu juta jiwa itu padam total, mulai Kamis (12/11) malam nanti, sampai batas waktu yang belum ditentukan.
"Kami ngisi baterai HP aja susah," kata Abdul Hafir, warga Sapeken yang menghubungi Tempo, Kamis (12/11).
Menurut pengumuman PLN, pemadaman ini harus dilakukan karena kehabisan solar, sementara pasokan solar terhambat gelombang tinggi akibat musim angin barat. "Semalam masih hidup, karena PLN diberi solar oleh warga," tuturnya.
Sementara Muhajir, warga kampung kota, menuturkan pemadaman ini sudah sering terjadi. Penyebabnya hanya satu, yaitu kehabisan solar. Tak hanya itu, pasokan solar memang sering terlambat karena solar dikirim dari Kabupaten Pamekasan. "Sapeken ini masuk wilayah Sumenep, anehnya solar dikirim dari Pamekasan," jelasnya.
Menurutnya, tidak hanya listrik yang krisis, minyak tanah juga langka. Harga di pasaran mencapai Rp 6-7 ribu perliter, padahal harga normal hanya Rp 4,5 ribu. "Kami kesulitan menanak nasi," ujarnya.
Ustad Dailamy, pengasuh pondok pesantren Abu Hurairah Sapeken menuturkan, meski stok solar cukup, listrik di pulau itu hanya hidup 12 jam sehari. "Subuh hidup, jam 12 siang mati, mau magrib hidup, jam 12 malam padam lagi," terangnya.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Sumenep segera mengatasi krisis listrik yang sudah berlangsung lama ini.
MUSTHOFA BISRI