TEMPO Interaktif, Bandar Lampung - Mahasiswa di Bandar Lampung berunjuk rasa memprotes pemadaman listrik. Mereka bertekad menginap di depan kantor perusahan listrik negara dengan mendirikan tenda hingga tuntutan dipenuhi.
“Pemadaman listrik telah mengganggu semua aktifitas kehidupan warga Lampung. Itu karena manajemen PLN Lampung sangat buruk,” kata Teguh Wahyudi, koordinator aksi, Kamis (12/11).
Mereka mendirikan dua buah tenda di depan kantor PLN Cabang Tanjung Karang di Jalan Diponegoro. Sebuah kain putih dibentangkan untuk warga menuliskan keluhan berikut tanda tangan dukungan. “Kami akan bertahan hingga empat atau lima hari ke depan,” katanya.
Menurut Teguh, pemadaman listrik yang mencapai dua belas jam setiap harinya itu telah mengganggu aktifitas belajar terutama saat praktek di laboratorium kampus. Mahasiswa menuding pemadaman itu disebabkan buruknya dan maraknya korupsi di manajemen PLN Lampung. “Kami menemukan sejumlah indikasi korupsi yang berpotensi menggerogoti perusahan milik negara itu,” katanya.
Dia mencontohkan, saat ini sebanyak seratus ribu calon pelanggan belum teraliri listrik meski telah menyetor uang. "Padahal setidaknya, untuk menjadi pelanggan baru, warga harus menyetor uang sedikitnya Rp 1 juta rupiah ke PLN,“ katanya
Praktek korupsi itu membuat PLN selalu merugi. Akibatnya, lanjut dia, saat salah satu pembangkit listrik di Lampung rusak, PLN kelabakan mengatasi kekurangan pasokan listrik.
Sementara itu, Sumargo, juru bicara PLN Wilayah Lampung membantah tudingan mahasiswa. Dia mengatakan pemadaman bergilir yang sudah berlangsung selama tiga bulan lebih itu disebabkan adanya kerusakan salah satu mesin di Pembangkit Listrik Tenaga Uap Unit Tarahan. “Perbaikan masih berlangsung. Sementara dua pembangkit tenaga air yang lain terganggu karena debit air berkurang akibat musim kemarau,” ujarnya.
NUROCHMAN ARRAZIE