Dengan perjanjian kerjasama ini, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia maupun Jepang dapat lebih ditingkatkan. Harapan ini dapat tercapai melalui kampanye yang terukur, pertukaran misi untuk mempromosikan pariwisata, dan kerjasama untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
Kerjasama ini selain melibatkan pemerintah dua negara, juga melibatkan organisasi atau institusi yang berkecimpung di dunia pariwisata. Kerjasama antar organisasi relevan ini bisa mengurangi halangan-halangan pariwisata, seperti memperkenalkan kalangan birokrat di Indonesia mengenai prosedur visa.
Peran asosiasi pariwisata maupun travel biro juga tidak dikecilkan dalam kerjasama ini. Seperti Japan Association of Travel Agents (JATA) yang telah mengirimkan misinya sebanyak dua kali ke Bali setelah peristiwa pemboman 12 Oktober 2002 lalu untuk memastikan keamanan turis dan tempat peristirahatan di Pulau Dewata.
Baik Ardika maupun Oogi sangat menghargai pentingnya pertukaran budaya, pemahaman bersama dan persahabatan kedua negara. Melalui pariwisata, mereka berharap perkembangan sosial, ekonomi dan budaya kedua negara dapat lebih ditingkatkan.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia Shigekazu Sato, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (23/6), mengatakan negaranya akan menggelar Festival Persahabatan Indonesia-Jepang selama bulan Juli sebagai bagian dari tahun pertukaran ASEAN-Jepang 2003. Festival ini akan diisi berbagai rangkaian acara, seperti kebudayaan, olahraga, dan seminar. (Anastasya Andriarti-Tempo News Room)