TEMPO Interaktif, Surakarta – Kediaman orang tua Susilo di Kampung Kagokan, RT 2 RW 11, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, siang tadi tampak sepi. Pintu depan tertutup rapat dan dikunci. Menurut Ketua RT setempat, Katino Hadi Sukarno, keluarga Susilo dijemput oleh Pondok Pesantren Al Kahfi. “Kata tetangga sekitar, Kamis (17/9) sekitar pukul 09.00 pagi,” ujarnya, Jumat (18/9) siang. Susilo adalah salah satu tersangka teroris yang meninggal dalam penggerebekan di Mojosongo, Solo, Kamis dinihari.
Dia mengaku sudah bertemu dengan perwakilan pondok, Jumat pagi. Menurut perwakilan dari pondok, sengaja membawa orang tua Susilo ke pondok agar bisa menenangkan diri. “Katanya kalau tetap dirumah akan terus terganggu. Banyak orang yang pasti ingin tahu tentang kejadian yang menimpa anaknya. Sehingga lebih baik untuk sementara diungsikan ke pondok,” jelasnya.
Untuk rencana pengambilan jenazah ke Jakarta dan pemakaman, Katino mengatakan masih menunggu informasi dari Mabes Polri. Namun untuk proses pengambilan diserahkan ke Al Kahfi. “Kami hanya tahu beres,” jelasnya.
Jika nantinya sudah sampai Solo, jenazah rencananya akan disemayamkan dan disalatkan di balai pertemuan RT atau di Masjid Nurus Syifa. “Kemudian dimakamkan di Makam haji, Sukoharjo,” lanjut Katino. Dia sendiri mengaku kaget dengan kejadian yang menimpa Susilo. Menurutnya, Susilo anak yang baik dan santun dengan tetangga.
Sementara itu, pihak Al Kahfi mengakui jika orang tua Susilo diamankan oleh mereka. “Biar bisa tenang dan nantinya dapat menerima musibah ini,” terang salah seorang pengurus, Warjino. Menurutnya, kondisi orang tua Susilo baik-baik saja dan terus menjalani terapi untuk menghilangkan shock atas kematian anaknya.
“Selain keluarga Susilo, keluarga Putri Munawaroh, istri Susilo juga ada di Al Kahfi. Tujuannya sama, agar bisa menenangkan diri dan akhirnya bisa menerima kejadian tersebut,” jelasnya.
UKKY PRIMARTANTYO