TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Memasuki awal Ramadan tahun ini persediaan darah di Cabang Kota per golongan hanya tinggal lima kantung saja atau hanya 20 kantung secara keseluruhan. Padahal minimal kebutuhan terhadap darah dalam satu bulan rata-rata mencapai 3000-4500 kantung darah.
“Memang persediaan darah sangat minim, yang ada hanya untuk persediaan darurat,” kata Dona R Putri, Kepala Bagian Komunikasi dan Informasi palang Merah Indonesia Yogyakarta, Senin (24/8).
Baca Juga:
Pihaknya mengimbau, meskipun masuk bulan puasa, para pendonor diharapkan masih mau mendonorkan darahnya pada malam harinya. Atau jika ada pasien yang membutuhkan darah, keluarganya bisa datang bersama pendonor secara langsung.
Dia mengungkapkan, memasuki bulan ramadan ini sangat minim pendonor sukarela. Pada bulan biasa, Palang Merah Indonesia Cabang Kota Yogyakarta bisa memperoleh pasokan darah dari sekitar 50 pendonor sukarela per harinya. Sedangkan dalam bulan Ramadan ini pendonor darah sukarelanya juga menurun, sekitar 7-10 pendonor sukarela per hari. “Kalau bulan puasa memang para pendonor sukarela itu banyak yang tidak aktif karena mereka takut tubuhnya lemas,” kata Dona.
Menurut Wahyudin Sulsilo, staf bagian Komunikasi dan Informasi Palang Merah Indonesia Cabang Kota Yogyakarta, sebenarnya, pihaknya memiliki banyak pendonor sukarela. Berdasarkan data yang ada, jumlah pendonor sukarela mencapai 40.000 orang. Dari jumlah tersebut, pendonor sukarela yang aktif hanya sekitar 50 persennya saja. “Kalau stok darah kosong seperti saat ini, maka seluruh pendonor sukarela tersebut kita SMS (short message service/pesan singkat),” jelas kata dia.
Untuk memenuhi kebutuhan darah tersebut, pihak PMI Cabang Kota Yogyakarta masih membutuhkan pasokan darah dari daerah lain. “Selama ini memang kita belum bisa mencukupi kebutuhan darah. Setiap bulannya kita hanya mampu mencukupi 50 persen dari total kebutuhan saja. Namun memasuki Ramadan ini stok darah kita benar-benar kosong,” kata dia.
MUH SYAIFULLAH