TEMPO Interaktif, Bandung - Pemerintah kembali mempercayakan tampuk pimpinan Institut Pemerintahan Dalam Negeri ke pundak I Nyoman Sumaryadi. Menteri Dalam Negeri melantiknya sebagai rektor, Jumat (21/8), di kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Sebelumnya, pejabat senior di Departemen Dalam Negeri tersebut pernah menjadi rektor di tempat itu dan diberhentikan karena tersandung sejumlah kasus.
Nyoman menggantikan Ngadisah yang diangkat menjadi staf ahli Mendagri bidang hukum dan politik. Menurut juru bicara IPDN Sugianto, pelantikan itu dilakukan di ruang sidang Graha Wiyata Praja. Sementara pelantikan digelar dalam upacara di lapangan bersama praja.
Mantan dosen IPDN Inu Kencana menyayangkan pengangkatan kembali Nyoman. Dosen pembongkar kasus kematian sejumlah praja karena kekerasan senior di dalam kampus itu khawatir kasus yang sama bakal terulang lagi. "Sudah pasti terulang lagi kasus pembunuhan tapi tidak akan terungkap karena sudah rapi," katanya.
Menurut Inu, Departemen Dalam Negeri harusnya tidak mengangkat Nyoman kembali karena pernah terlibat dalam kasus kematian praja Cliff Muntu pada 2007. Saat menjadi rektor, katanya, Nyoman juga meluluskan praja pembunuh Wahyu Hidayat pada 2003. "Setelah dibongkar mereka dipenjara kan," ujarnya.
Majelis hakim Pengadilan Negeri Sumedang pada 2007 lalu memvonis bebas Nyoman dari dakwaan dalam kasus kematian madya praja Wahyu Hidayat pada 2003 dan madya praja Cliff Muntu pada 2007.
Sampai berita ini dibuat, I Nyoman Sumaryadi belum berhasil dikonfirmasi. Saat dihubungi, dia mengaku sedang sibuk.
ANWAR SISWADI