TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1, Suswono, memastikan komitmennya bersama Ridwan Kamil untuk menyelesaikan persoalan polusi udara yang buruk di Jakarta. Suswono bahkan tidak gentar jika harus berhadapan dengan pebisnis Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang kerap memperburuk kualitas udara Jakarta.
“Kami bisa melobi lah, intinya kami mendorong agar menjadi concern bersama untuk memperbaiki masalah polusi ini. Memang harus ada kemauan politik seperti ini sebenarnya,” kata Suswono saat menjawab pertanyaan Greenpeace Indonesia soal sumber polusi berasal dari PLTU, dalam program sineas Bocor Alus Politik di Kantor Tempo, Senin, 4 November 2024.
Suswono mengakui bahwa program yang ditawarkan para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024, masih banyak yang berangkat dari program lama. Meski begitu, hal yang menjadi pembeda menurut dia adalah seberapa kuat komitmen politik masing-masing pasangan calon untuk menjalankan program tersebut.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera atau PKS ini mengklaim bahwa dirinya bersama Ridwan Kamil sudah memiliki komitmen yang sangat kuat untuk menjaga lingkungan. Dia mencontohkan pada pengolahan sampah yang ada di Kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Menurut dia, sistem pengelolaan sampah yang dibuat oleh partainya ini menjadi penanda bahwa pasangan nomor urut 3 berkomitmen untuk menjaga lingkungan.
“Kalaupun program untuk lingkungan disebut tidak ada yang baru, berarti yang harus ditingkatkan adalah kemauan politiknya. Persoalan kemauan politik (untuk menjaga lingkungan) harus ditegaskan,” ucap Suswono, sembari menyebut, “Ini kan persoalannya keberlangsungan hidup bersama, apakah memang mau mati bersama karena ISPA?”
Adapun soal komitmen politik untuk memperbaiki lingkungan ini, disampaikan Suswono usai mendapat kritik dari Urban Campaigner Greenpeace Indonesia, Jenny Sirait. Jenny menyebut bahwa tidak ada program yang baru dalam visi dan misi para pasangan calon Pilkada Jakarta 2024 untuk bidang lingkungan.
Jenny juga menyampaikan untuk mengatasi polusi udara tidak bisa hanya dengan mengurangi jumlah penggunaan kendaraan atau menanam pohon saja. Namun perlu solusi yang lebih konkret, sebab sumber polusi bukan hanya berasal dari asap kendaraan, melainkan juga dari perusahaan penghasil emisi karbon.
“Penyebab polusi udara salah satunya akibat PLTU. Jakarta itu dikepung oleh PLTU. Jadi sebenarnya mengatasi polusi itu enggak semudah itu ya, perlu mekanisme yang sistematis,” ujar Jenny di Kantor Tempo, Senin, 4 November 2024.
Jenny memaparkan data yang dimilikinya, bahwa 93 persen masyarakat Jakarta mengalami gangguan kesehatan akibat polusi udara. Adapun kelompok yang paling rentan terpapar polusi adalah anak-anak, ibu hamil, dan lansia.
Juru kampanye Greenpeace Indonesia itu juga menyebut, kasus kematian pada anak-anak di Jakarta, nomor tiganya berasal dari kategori akibat penyakit yang berasal dari polusi udara. “Bayangkan anak-anak kita bertarung dengan polusi udara, ini masalah nyawa,” ujar Jenny.
Adapun kehadiran Jenny dan Suswono di Kantor Tempo, dalam rangka program sineas Bocor Alus Politik, membedah seberapa konkret langkah para pasangan calon di Pilkada Jakarta untuk lingkungan. Selain Suswono, hadir juga di agenda ini calon wakil gubernur nomor urut 2 Kun Wardana, serta Juru Bicara Tim Pemenangan Pramono-Rano, Chico Hakim.
Pilihan Editor: Dharma Pongrekun: Polusi Udara Jakarta Terjadi karena Manipulasi Iklim