TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta berencana menggelar rapat pleno untuk mengkaji laporan dugaan penistaan agama yang dilayangkan kepada calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Suwono.
“Insya Allah pekan ini atau Kamis, sudah progres seperti apa posisinya,” kata Koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa Bawaslu Jakarta Reki Putra Jaya, saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Dalam rapat pleno nanti, Reki mengatakan lembaganya akan mengkaji keterpenuhan syarat formil materiil atas laporan tersebut. Rapat pleno akan dihadiri oleh seluruh anggota dan Ketua Bawaslu Jakarta. "Biasanya kami juga melibatkan Sentra Gakkumdu,” ujar Reki saat menjelaskan pihak yang akan hadir dan diundang dalam rapat pleno itu.
Selain mengkaji kelengkapan syarat formil dan materiil, Reki mengatakan Bawaslu akan meninjau potensi perbaikan terhadap laporan yang diterima pihaknya kemarin. “Apakah ada perbaikan laporan atau registrasi yang dilanjutkan dengan pembahasan,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Ormas Betawi Bangkit David Darmawan melaporkan Suswono ke Bawaslu Jakarta pada Selasa, 29 Oktober 2024. Berdasarkan dokumen yang diterima Tempo, Bawaslu telah menerbitkan formulir laporan bernomor 012/PL/PG/Prov/12.00/X/2024 dengan identitas pelapor David Darmawan.
Dalam laporan tersebut, Suswono berstatus sebagai pihak terlapor atas dugaan tindak pidana penistaan agama. Suswono dianggap menyinggung Nabi Muhammad SAW dan istrinya, Khadijah dengan guyonan pengangguran dan janda kaya.
“Laporan kami diterima oleh Bawaslu,” kata Ketua Umum Ormas Betawi Bangkit, David Darmawan, saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Guyonan Suswono soal janda kaya disampaikan saat ia menghadiri kegiatan ormas Bang Japar di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Saat itu, Suswono menceritakan program Kartu Anak Yatim. Namun, para orang tua tunggal, terutama dari kalangan ibu-ibu mempertanyakan program kesejahteraan serupa. "Kemarin ada yang nyeletuk, 'Pak ada Kartu Janda, nggak?'," kata Suswono.
Ia pun menyampaikan program kesejahteraan sosial yang diusung oleh paslon RIDO akan menyentuh semua kalangan, termasuk para janda yang miskin. Lalu direspons, bagaimana dengan janda kaya. Suswono pun menyebut agar janda kaya menikahi pemuda menganggur.
Ia mencontohkan kisah Nabi Muhammad yang menikah dengan Siti Khadijah. "Setuju ya? Coba ingat Khadijah. Tahu Khadijah? Dia kan konglomerat. Nikahi siapa? Ya Nabi (Muhammad) waktu itu belum jadi Nabi, masih 25 tahun. Pemuda kan? Nah, itu contoh (janda) kaya begitu," ujar Suswono.