TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Lodewijk Freidrich Paulus menyatakan angkatan siber TNI tidak berarti besar, jika negara tidak punya alat utama sistem senjata atau alutsista yang memadai. Pernyataan tersebut ia sampaikan sebagai respons atas rencana pembentukan angkatan siber sebagai matra keempat Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Tetapi apa artinya anggota siber yang banyak itu, kalau dia tidak punya alutsista. Siber kan perlu alat-alat," katanya saat ditemui di Nusantara II, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin, 23 September 2024.
Anggota Komisi I DPR itu mengatakan, hal pertama yang paling penting adalah adanya anggaran dari pemerintah terlebih dahulu. Jika tak ada anggaran, kata dia, maka angkatan siber hanya akan berisikan sumber daya manusia saja tanpa didukung peralatan penunjang.
"Dia (alutsista) bukan handphone biasa. Jadi, kalau pemerintah akan membuat angkatan siber, mari berhitung. Mencari orang saja sudah susah, karena yang dicari spesialis," tuturnya.
Jika pemerintah tidak menganggarkan anggaran yang cukup dan konsisten kepada alat-alat teknologi ini, kata Lodewijk, maka siber Indonesia akan selalu ketinggalan. Indonesia akan selalu berada di belakang negara-negara lain.
"Ujung-ujungnya data kita bocor. Kalau anggaran kita katakan nanti seperti target pak Prabowo pertumbuhan ekonomi 8 persen, saya yakin kita bisa bermain seperti itu. Kalau bermain dengan ini, kita harus punya satelit sendiri."
Dia menekankan bahwa dalam membangun teknologi siber, butuh biaya yang mahal. Sebab, rencana tersebut sama seperti membuat pasukan khusus. "Pasukan khusus itu kecil, sama dengan siber. Mendingan alatnya canggih, orangnya sedikit. Daripada orangnya banyak, alatnya tidak canggih. Mau pilih mana," ujar Lodewijk.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Hadi Tjahjanto mengatakan Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk membentuk angkatan siber sebagai matra keempat TNI.
Hadi menyebut, presiden terpilih Prabowo Subianto juga menaruh perhatian terhadap pembentukan angkatan siber pada pemerintahan mendatang.
“Pak Presiden (Jokowi) sudah memerintahkan untuk membentuk matra keempat, termasuk presiden terpilih (Prabowo) kan concern dengan matra keempat,” katanya usai rapat kerja bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin, 23 September 2024.
Hadi menuturkan, angkatan siber tersebut ibarat pasukan untuk menghadapi perang pikiran. “Angkatan keempat ini, matra siber ini adalah perang pikiran. Jadi, bagaimana kita bisa memengaruhi bahwa peperangan ini bisa kita menangkan."
Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
PIlihan editor: Pramono Anung Tawarkan Program Pasang CCTV di setiap RT/RW untuk Tangkal Kriminalitas di Jakarta