INFO NASIONAL - Provinsi Sulawesi Utara berulang tahun pada 23 September 2024. Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan, sejak menjabat pada 2016, setiap tahun selalu ada acara musik sebagai program untuk kumpul-kumpul.
“Tahun ini Hari Ulang Tahun (HUT) Sulawesi Utara ke-60. Hampir sama dengan umur saya yang sedikit lebih tua,” kata Olly dalam tayangan Mata Najwa bertajuk “Dari Manado: Cinta untuk Negeri”. Olly lahir dan besar di Manado, Sulawesi Utara. Dia menempuh pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Manado. Kemudian berkuliah di Jakarta.
Mengingat perjalanan masa mudanya, Olly melihat Manado saat ini terus bertumbuh dengan berbagai kegiatan positif untuk generasi muda. Pria 62 tahun itu pun meyakinkan generasi penerus dan masyarakat untuk tidak selalu menganggap bahwa politik itu kotor. Penulis buku “‘Menjawab Panggilan” ini ingin publik mengetahui bahwa dengan menjadi politikus, maka dapat membuat perubahan yang lebih baik untuk masyarakat.
Contoh, kata Olly, ketika masyarakat di daerah terpencil mengeluh keterbatasan akses dan infrastruktur. Maka sebagai politikus yang mengedepankan kepentingan umum, orang tersebut mampu menyampaikan aspirasi tersebut kepada para pemangku kepentingan atau melalui kebijakan.
Ketika menjadi pimpinan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009–2014, Olly mendapat pengaduan tidak ada jalan di Pulau Sangihe. “Sekarang, semua pulau di Sulawesi Utara sudah memiliki jalan lingkar,” ujarnya. “Karena itu, anak muda jangan anti-politik. Lakukan politik dengan baik, jangan yang tidak baik.”
Dalam buku “Menjawab Panggilan”, Olly bercerita ketika menjadi anggota DPR selama dua periode (2004-2009 dan 2009-2014) serta apa yang dilakukan untuk Sulawesi Utara. Saat Kota Manado dilanda banjir pada 2014, dia bersama Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani melihat kondisi bencana secara langsung. Esok harinya, Olly bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum, Basuki Hadimuljono dan menyampaikan apa yang harus dibangun. “Langsung dibuatkan bendungan sehingga Kota Manado tidak kebanjiran lagi sampai sekarang,” ucapnya.
Bendahara Umum PDIP ini melanjutkan, semua perubahan itu terjadi karena keputusan politik dan semangat seorang pemimpin. “Jadi, jangan berpersepsi negatif terhadap politik. Kalaupun ada yang tidak baik, itu bukan politiknya, tetapi orangnya,” ujarnya. “Dan ketika terjun ke politik, harus mampu dan mapan dulu. Kalau tidak, idealisme kandas di perut.
Saat duduk di bangku SMA, Olly sudah terlibat dalam proses politik sebagai saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari PDI (sebelum berganti menjadi PDIP) ketika Pemilu 1982. Pada 1999, Olly memutuskan mengikuti Pemilu Legislatif, namun gagal. Tak patah semangat, Olly ikut lagi dalam Pemilu Legislatif 2004 dan berhasil menjadi anggota DPR RI. Setelah dua periode menjadi anggota DPR, Olly masuk ke ranah eksekutif dengan menjadi Gubernur Sulawesi Utara selama dua periode pula.
Olly mengatakan, tiada penyesalan atas perjalanan karier yang ditempuhnya karena semua itu adalah panggilan untuk mewujudkan harapan masyarakat. Atas prinsip itu, Olly melanjutkan, banyak perubahan positif yang dia lakukan, khususnya untuk masyarakat Sulawesi Utara. Dia mengucapkan terima kasih kepada Wakil Gubernur Steven Kandouw yang mendampinginya dan bersama-sama menjalankan program pembangunan dengan baik.
Kepada generasi muda, Olly berharap agar tidak alergi terhadap politik. “Terjun ke politik dan konsisten terhadap pilihan kita. Jangan jadi kutu loncat,” ujarnya. “Pasti akan berhasil kalau konsisten dengan pilihan hidup. Tetapi sekali tidak konsisten, pasti akan gagal.”
Berziarah ke Makam Pahlawan
Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sulawesi Utara ke-60, Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey bersama Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw berziarah ke makam pahlawan. Mereka datang ke makam C.J. Rantung, Gubernur Sulawesi Utara periode 1985-1995 di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kairagi, Manado; makam Gubernur Sulawesi Utara periode 1967-1978, Hein Victor Worang di TMP Tontalete Minahasa Utara; makam Pahlawan Nasional Sulawesi Utara, Sam Ratulangi di TMP Tondano; makam Gubernur Sulawesi Utara periode 2005-2010 dan 2010-2015, Sinyo Harry Sarundajang di Pekuburan Keluarga Desa Kawangkoan; makam Gubernur Sulawesi Utara periode 2000-2005, Adolf Jouke Sondakh; makam Wakil Gubernur Sulawesi Utara periode 2000-2005 dan 2005-2010, Freddy Sualang; dan sejumlah makam lainnya.
Pada Jumat, 20 September 2024, Olly datang ke TMP Kalibata, Jakarta Selatan. Di sana, Olly berziarah ke makam Mantan Gubernur Sulawesi Utara, Frits Johannes Tumbelaka; mantan Wakil Ketua MPR RI sekaligus Mantan Gubernur Sulawesi Utara, Gustaaf Hendrik Mantik; mantan Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Arnold Achmad Baramuli; mantan Ketua MPR RI, Taufiq Kiemas; dan makam Tjik Agoes Kiemas, yang pernah menjadi Kepala Perlengkapan Angkatan Perang di Yogyakarta.
Olly mengaku bersyukur karena para pahlawan dari Sulawesi Utara itu mendapatkan tempat yang layak dengan dimakamkan di taman makam pahlawan. Olly menjelaskan, ziarah ini merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap memperingati HUT Provinsi Sulawesi Utara. “Kami berkomitmen melanjutkan apa yang baik dari para pendiri-pendiri kita,” kata Olly.
Tradisi ziarah ini, Olly menambahkan, mestinya terus berlanjut oleh gubernur yang akan dipilih rakyat pada November 2024. Olly juga berpesan kepada generasi muda agar tidak melupakan jasa para pahlawan karena mereka yang telah membawa Indonesia kepada kemajuan. “Sejarah itulah yang akan membawa kita ke depan,” ujarnya. “Harus tahu dari mana asal usul kita. Apalagi, Sulawesi Utara turut memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Olly meminta generasi muda berperan aktif dalam memajukan Provinsi Sulawesi Utara untuk kesejahteraan masyarakat. “Kepada generasi muda yang sekarang menjadi tempat harapan bagi Indonesia dan khususnya tentu bagi Sulawesi Utara, mari kita sama-sama selalu melihat hal-hal yang positif untuk membawa Sulawesi Utara lebih hebat dan lebih maju ke depan,” ujarnya. (*)