TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Caroline Paskarina, menilai peluang karier politik Anies Baswedan masih bagus kendati gagal maju di pemilihan kepala daerah atau pilkada.
“Karier politik tidak harus diartikan menduduki atau menjabat posisi di pemerintahan. Justru dengan berperan sebagai kekuatan kritis, posisi politik Anies bisa terpelihara,” kata Caroline kepada Tempo, Selasa, 3 September 2024.
Anies sebelumnya telah menjelaskan langkah yang akan dilakukan setelah Pilkada 2024. Eks Gubernur DKI Jakarta itu merespons usulan agar dirinya bergabung atau mendirikan parpol. Menurut dia, hal itu sulit. Anies lantas memberi sinyal mendirikan ormas atau parpol.
"Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar, dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru, mungkin itu jalan yang akan kami tempuh. Kita lihat sama-sama ke depan," katanya,
Menurut Caroline, jika orientasinya adalah mempersiapkan untuk pencalonan politik di lima tahun ke depan, membentuk parpol akan lebih efektif. Hal ini menjadi salah satu cara yang bisa ditempuh jika ingin merawat basis pendukung yang telah ada.
“Tentunya dengan mempersiapkan sejumlah hal lain, terutama membina basis pendukung yang loyal, mempersiapkan modal finansial yang memadai, mengembangkan jejaring ke daerah-daerah di Indonesia," ujarnya.
Tapi, lanjut Caroline, juga perlu dipertimbangkan perilaku pemilih di Indonesia. "Kecenderungan sikap moderat, bahkan pragmatis dalam memilih partai atau kandidat juga menjadi hal yang perlu dipersiapkan jika Anies ingin berpartai,” jelasnya.
Dia bahkan menyebut Anies lebih cocok buka konsultan politik atau lembaga riset kebijakan publik. Tidak hanya bisa menyiapkan basis data sebagai sumber daya politik alternatif, kata dia, Anies juga bisa terus menyampaikan aspirasi kritis yang mencerdaskan bangsa. Selain itu, relasi dengan parpol, birokrasi, dan masyarakat sipil juga bisa terpelihara.
“Pada dasarnya, Anies paham pilihan terbaik untuk keberlangsungan karier politiknya. Tapi pilihannya tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat karena perkembangan situasi yang masih sangat dinamis,” ucapnya.
Menurut dia, apa yang terjadi dan dialami Anies sebenarnya menjadi titik balik penting dalam memahami politik praktis, terutama perlunya untuk melakukan perubahan mendasar dalam pengambilan keputusan dan tata kelola pemerintahan yang lebih partisipatif.\
"Kalau Anies dapat berperan untuk menumbuhkan kekuatan alternatif, itu dapat menjadi awalan yang baik,” tambahnya.
Pilihan Editor: 6 Kali Prabowo Singgung Angka 11, Terakhir di Acara Apel Kader Partai Gerindra Pekan Lalu