TEMPO.CO, Jakarta - Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo berperan ikut menyiapkan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Seperti pada Rabu, 28 Agustus 2024, ia hadir di acara konferensi pers panitia kunjungan Paus Fransiskus di kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Ia menjelaskan arti hubungan Indonesia dan Takhta Suci Vatikan.
Meski begitu, Kardinal Suharyo mengaku ia hanya bertugas sebagai penggembira dalam perhelatan akbar ini. “Saya dilibatkan karena saya tua saja,” ujarnya seraya berseloroh, saat diwawancarai terpisah oleh Tempo di kompleks Katedral Jakarta, pekan pertama Agustus lalu.
Menurut Kardinal Suharyo, kunjungan Paus Fransiskus awalnya direncanakan pada 2020, namun tertunda akibat pagebluk corona. Rencana itu hidup kembali melalui sebuah pembicaraan informal pada awal 2024. Paus Fransiskus merupakan pemimpin Takhta Suci ketiga yang mengunjungi Indonesia.
Apa makna perjalanan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia?
Agak sulit membuat rumusannya karena enggak ada di dalam kamus diplomatik. Tapi beliau tak hanya bertindak sebagai kepala negara tapi juga pemimpin Gereja Katolik yang ingin menemui umatnya di seluruh dunia. Tujuannya, seperti dikatakan di kitab suci, meneguhkan pengikutnya supaya semakin teguh pada iman dan setia pada Tuhan, meneguhkan persaudaraan, dan mendorong bela rasa. Sama seperti moto perjalanan Paus Fransiskus kali ini: faith, fraternity, compassion.
Sejak kapan perjalanan apostolik ini dilakukan oleh para paus?
Mulai sering itu di masa Paus Paulus VI (1963-1978), dan yang terbanyak melakukan perjalanan adalah Paus Yohanes Paulus II (1978-2005). Yang jarang melakukan perjalanan itu Paus Benediktus XVI, karena sudah lanjut usia.
Indonesia sudah tiga kali dikunjungi Paus. Apa perbedaan dari setiap kunjungan itu?
Tujuannya sama, yang berbeda hanya soal durasi. Kalau dahulu, Paus bepergian untuk bertemu para rasul, meneguhkan keimanan umat, kalau tidak bisa berkunjung, Paus akan menulis surat. Kunjungan Paus ini untuk melihat realita dunia, lalu menulis anjuran apostolik.
Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo berkhotbah saat memimpin prosesi ibadah Misa Paskah di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu, 9 April 2023. Puncak perayaan Paskah yang berlangsung secara hybrid yaitu daring dan luring itu diikuti oleh ribuan jemaah dan berjalan dengan khidmat. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Bagaimana sebetulnya posisi Indonesia di mata Vatikan?
Kalau lihat sejarah, Vatikan termasuk negara pertama yang mengakui Indonesia. Pada 1947, Vatikan mengirimkan perwakilan ke Indonesia, setelah Uskup Agung pribumi pertama dari Indonesia, Monsinyur Albertus Soegijapranata menulis surat kepada Vatikan untuk mengakui kemerdekaan kita. Lalu pada masa konfrontasi dengan Belanda, Vatikan mendirikan keuskupan militer di sini. Bagi saya hal ini merupakan gestur simbolik bahwa Vatikan sungguh mendukung perjuangan kemerdekaan RI. Sekarang di Asia hanya di Korea Selatan, Filipina, dan Indonesia yang punya keuskupan militer, meski mungkin jumlah tentara beragama Katolik tidak banyak.
Bagaimana dengan kondisi sekarang?
Penafsiran saya, Vatikan sangat menghargai dasar negara kita, Pancasila. Nilai-nilai Pancasila juga ada di dalam ajaran gereja, jadi seiring sejalan. Lalu tentu saja kehidupan kita yang harmonis, kendati tetap ada beragam masalah. Pada dasarnya, bagi Vatikan kehidupan bangsa Indonesia yang sangat beragam ini menarik dipelajari. Bagaimana negeri seluas ini, dengan latar belakang agama, budaya, bahasa berbeda, bisa bersatu.
Bagaimana kesan Anda terhadap Paus Fransiskus?
Saya diangkat menjadi kardinal 2019, tapi karena ada pandemi Covid-19, saya baru ke Vatikan pada 2022. Tapi saat itu saya bersama para kardinal lain hanya bertemu selama 10 menit. Beliau memberikan pengarahan mengenai reformasi Vatikan. Yang jelas Paus Fransiskus sosok yang sangat sederhana, ia berhasil mengubah kepemimpinan Gereja Katolik yang bercorak monarkis menjadi kolegial, servant leadership.
Bagaimana persiapan Keuskupan Agung Jakarta menyambut Paus Fransiskus?
Nanti beliau akan memimpin misa, tapi karena kapasitasnya terbatas, maka hanya untuk 900 orang. Nanti dilotre siapa saja yang bisa hadir.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA