Manajemen Persija, kata Prapanca, juga telah melihat langsung kondisi JIS sebagai alternatif markas Persija. Namun, saat itu, manajemen menilai kondisi JIS belum bisa digunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola setelah menjadi venue kegiatan lain.
Peneliti politik Populi Center, Usep Saepul Ahyar, mengatakan upaya duet Pramono-Rano yang menjanjikan markas bagi Persija sedikit banyak akan berpengaruh terhadap suara dari The Jakmania.
Menurut Usep, posisi Pramono-Rano saat ini cukup menguntungkan ketimbang kandidat lain, selain Rano yang dikenal lekat dengan budaya Betawi. The Jakmania, kata dia, belum dapat menerima keberadaan kandidat lain, khususnya Ridwan Kamil, yang berlaga di Pilgub Jakarta.
Dia mengatakan The Jakmania adalah salah satu kelompok suporter sepak bola dengan jumlah anggota yang sangat banyak. “Suara Jakmania cukup untuk mengantarkan kemenangan di pilkada ini," ujar Usep.
Sedangkan menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menggaet pendukung tim sepak bola adalah upaya umum yang kerap dilakukan calon untuk mengerek elektoral. Dia menuturkan upaya itu juga sempat dilakukan Anies Baswedan pada Pilgub Jakarta 2017 yang menjanjikan pembangunan JIS.
“Ini cara yang cukup umum sebetulnya. Namun, dengan minimnya akseptabilitas pada kandidat lain, ini jadi cukup menguntungkan," ujar dia.
DESTY LUTHFIANI | ANDI ADAM FATURAHMAN | ANTARA
Pilihan editor: KPU Sebut Calon Tunggal Bisa Menangi Pilkada 2024, Ini Syaratnya