TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengamat politik menyoroti batalnya Anies Baswedan berlaga di Pilkada Jakarta. Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, menilai pertarungan di Pilkada Jakarta, tanpa Anies tidak akan berjalan kompetitif.
"Persaingan yang disajikan kemungkinan besar jadi tak menarik," kata Ujang saat dihubungi, Jumat, 30 Agustus 2024.
Tak menarik yang dimaksud Ujang, ialah karena Anies menjadi satu-satunya calon dari unsur petahana apabila berlaga. Di sisi lain, Anies menjadi kandidat dengan tingkat elektabilitas paling tinggi dalam sigi yang dirilis oleh sejumlah lembaga survei.
"Yang tak kalah menarik jika maju dengan dukungan PDIP yang sebelumnya bersebrangan," ujar dia.
PDIP dan Anies, Ujang menjelaskan, merupakan dua kutub yang berbeda. Misalnya dalam konteks ideologi, PDIP menganut ideologi nasionalis, sedangkan Anies lekat dengan ideologi Islam perkotaan.
Akan tetapi, PDIP batal mengusung Anies meski putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XXI/2024 memberikan jalan bagi partai banteng untuk mengusung calon secara mandiri. PDIP mengusung duet Pramono Anung dan Rano Karno sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Keduanya adalah kader PDIP.
Ketua DPP PDIP, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengatakan alasan partainya tak mengusung Anies. Ia menyebut keputusan PDIP mengusung Pramono-Rano diambil dengan pelbagai pertimbangan. "Kami prioritaskan kader internal," ujar Ahok.
Peneliti Politik Populi Center, Usep Saepul Ahyar, mengatakan keputusan PDIP mengusung duet Pramono-Rano cukup mengejutkan banyak pihak. Sebab sebelumnya, kans Anies diusung PDIP kian menguat saat Anies diminta hadir ke kantor DPP PDIP, Senin lalu.
"Ini jadi antiklimaks, di mana akseptabilitas jadi fatsun baru yang lebih penting dari elektabilitas," ujar Usep.
Pada 25 Juli lalu, Lembaga survei Indikator Politik Indonesia, merilis hasil sigi sejumlah nama bakal calon gubernur yang disinyalir akan diplot di Jakarta. Sigi tersebut merupakan hasil simulasi survei yang dilakukan secara spontan alias Top of Mind.
Peneliti utama Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan pada simulasinya, nama Anies Baswedan bertengger di posisi puncak dengan raihan skor 39,7 persen, disusul Ahok di tempat kedua dengan raihan 23,8 persen.
"Sementara Ridwan Kamil di tempat ketiga dengan 13,1 persen," ujar Burhan dalam telekonferensi.
Selain duet Pramono-Rano, pasangan lain yang telah mendaftar untuk maju di Pilkada Jakarta, adalah Ridwan Kamil-Suswono. Duet Ridwan-Suswono diusung Koalisi Indonesia Maju atau Kim Plus, gabungan partai pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024, dan Koalisi Perubahan, yang mengusung Anies menjadi capres.
Pilihan editor: RSUD Tarakan Siapkan 40 Dokter untuk Pemeriksaan Kesehatan Paslon Pilgub Jakarta