TEMPO.CO, Badung - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyatakan keinginan partai yang dipimpinnya bebas dari pengaruh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pernyataan itu dia sampaikan usai terpilih kembali sebagai ketua umum lewat Muktamar ke-6 PKB secara aklamasi.
"Tentu ini amanat yang paling berat, bagaimana PKB harus mandiri tidak bergantung pada siapa pun," kata Cak Imin di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali pada Sabtu, 24 Agustus 2024.
Cak Imin mengungkap telah berdiskusi dengan para ulama soal dampak positif saat tidak didukung PBNU dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang lalu, yakni perolehan suara PKB justru meningkat dalam Pemilihan Umum (Pemilu).
"Memang perbincangan di antara para kiai, momentum PBNU tidak mendukung PKB saat pemilu kemarin dan menghasilkan hasil yang bagus, malah justru berkah untuk PKB untuk benar-benar independen dan mandiri," tuturnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua DPR itu berharap agar kepemimpinannya dalam lima tahun mendatang membawa PKB mandiri dan tidak bergantung kepada organisasi apa pun.
"Karena setelah independen dan mandiri, maka PKB tidak lagi bergantung pada lembaga maupun organisasi mana pun," ujarnya.
Muhaimin Iskandar atau Cak Imin resmi kembali terpilih menjadi Ketua Umum PKB periode 2024-2029 lewat Muktamar PKB ke-6 yang digelar di Bali pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024.
Keputusan itu diperoleh melalui sidang pleno Muktamar PKB. Seluruh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB yang tersebar di 38 povinsi menyepakati Cak Imin menjadi ketua umum secara aklamasi. Adapun Cak Imin memimpin PKB sejak 2005.
Konflik antara PBNU dan PKB memanas setelah DPR membentuk pansus haji. Pansus haji yang diinisiasi oleh Cak Imin selaku Ketua Pengawas Haji DPR dinilai PBNU sebagai langkah untuk menyerang Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, adik dari Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. PBNU sampai mengambil langkah membentuk tim khusus untuk mendalami konflik PKB dan PBNU.
Pilihan editor: PKPU soal Syarat Pencalonan Pilkada Diketok Hari Ini