TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golongan Karya alias Golkar, Ridwan Hisjam, disebut tak memenuhi syarat untuk menjadi calon Ketua Umum atau Ketum Partai Golkar periode 2024-2029. Hal ini membuat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berpeluang menjadi calon tunggal Ketua Umum Golkar.
“Berdasarkan hasil verifikasi berkas dan persyaratan bakal calon, komite pemilihan menyatakan, berkas pendaftaran bakal calon atas nama Ridwan Hisjam dinyatakan tidak memenuhi persyaratan sebagai calon ketua umum partai Golkar pada Munas XI partai Golkar tahun 2024,” kata Ketua Steering Committee Rapimnas dan Munas Golkar, Adies Kadir di DPP Golkar, Jakarta, Senin petang, 19 Agustus 2024.
Kendati menjadi calon tunggal, Adies menuturkan, Bahlil belum tentu akan dipilih secara aklamasi atau dengan tepuk tangan. Pasalnya, kader Golkar lain yang mendaftar sebagai calon ketua umum, Ridwan Hisjam, tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri. “Bisa aklamasi, bisa juga tidak. Tergantung para pemegang hak suara,” ujar Adies.
Kemudian, Pimpinan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar resmi menetapkan Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum Partai Golkar, Rabu, 21 Agustus 2024. Bahlil merupakan calon tunggal terpilih melalui proses aklamasi atau penunjukan langsung.
Selain menjadi ketua umum, Bahlil resmi ditunjuk sebagai formatur tunggal yang berwenang penuh untuk menyusun kepengurusan Partai Golkar.
Profil Ridwan Hisjam
Muhammad Ridwan Hisjam atau karib dengan nama Ridwan Hisjam adalah politikus Indonesia yang saat ini menjadi wakil rakyat. Pria kelahiran 26 Mei 1958 di Surabaya itu menjabat sebagai anggota DPR selama empat periode dari 1977 hingga 2024 untuk dapil V mewakili Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Adapun di DPR, sosok usia 66 tahun ini duduk di Komisi VII.
Kader Golkar ini selain bergulat di dunia legislatif, ia juga pernah berupaya nyemplung di bidang eksekutif. Dia tercatat ikut kontestasi pemilihan gubernur Jawa Timur 2003 sebagai calon Wakil Gubernur berpasangan dengan Abdul Kahfi. Dia kembali mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur pada Pilkada 2008 berpasangan dengan Soetjipto. Kedua usaha itu gagal.
Ridwan menempuh pendidikan dasar di SD Islam Mujahidin (1965–1970), kemudian lanjut ke SMP Islam Mujahidin (1970–1973), dan SMA Negeri 3 Surabaya (1974–1976). Pendidikan tinggi ia emban di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, jurusan Teknik Kelautan, (1977–1987).
Ridwan tercatat aktif berorganisasi semasa kuliah dengan terlibat di dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Jabatan organisasi yang pernah dipegang Ridwan Hasjim di antaranya Ketua PPK Kosgoro 1957 (2013–2018), anggota DPO DPP REI (2013–2016), Bendahara Umum Satkar Ulama Indonesia (2012–2017), Ketua Dewan Pembina DPP HIPGI (2012–2017), dan PP Dewan Masjid Indonesia (2011).
Dia juga pernah mengemban jabatan di organisasi sebagai Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Wilayah Jawa Timur (2011), Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat IKA ITS (2011), Wakil Sekjen DPP Golkar (2009), Ketua Apegti Jatim (2006 – 2012), Ketua PDK Kosgoro 1957 Jatim (2005–2010), dan Ketua Senat Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2015–2019).
Selain itu dia juga pernah menjadi Ketua Komite Tetap Kadin (2004 – 2015), Bendahara Umum DPP REI (2001–2004), Ketua DPD Golkar Jawa Timur (2000-2004), Bendahara KAHMI Wilayah Jawa Timur (2000–2003), Ketua Kehormatan DPP REI Jawa Timur (1999), Wakil Ketua Kadin Daerah Jawa Timur (1999–2004), Ketua DPD REI Jawa Timur (1996–1999), Ketua Umum HIPMI Jawa Timur (1992–1995), dan Ketua Biro Organisasi Inkondo (1989–1992).
Adapun Ridwan memulai kariernya di bidang politik kala menjadi anggota MPR-RI utusan daerah Jawa Timur sejak Pemilu 1997 atau setahun sebelum era kejatuhan Presiden Soeharto. Saat itu, ia menjadi anggota MPR-RI dari Fraksi Karya Pembangunan.
Kemudian, pada Pemilu 1999 pasca reformasi, Ridwan kembali terpilih sebagai anggota DPR-RI/MPR-RI dari Partai Golkar. Demikian juga pada Pemilu 2004, ia juga terpilih kembali sebagai anggota DPRD Jawa Timur dari daerah pemilihan Malang Raya, sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur sejak 2000.
Tak berhenti di sana, ia masih tetap eksis di panggung politik dengan terpilih sebagai anggota DPR/ MPR RI pada Pemilu 2014, dan Pemilu 2019 untuk Dapil yang sama. Ia absen satu kali di Pemilu 2009 karena waktu itu, Ridwan baru saja dicalonkan sebagai wakil gubernur Jatim pada pemilihan gubernur Jawa Timur 2008.
Di bidang usaha, Ridwan memulai kariernya sebagai Presiden Direktur Group Properti, Mining, Oil & Gas, “Equator” (1993–2018), Komisaris Utama PT Sarana Jatim Ventura (1995–2018), dan Komisaris Utama PT Dharmapena Citra Media / Obsession Media Group (OMG Group) (1999–2023).
HENDRIK KHOIRUL MUHID | RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Bahlik Jadi Formatur Tunggal Munas Golkar Seluruh Pemegang Hak Suara Dukung Jadi Ketua Umum