Hal itu diungkapkan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya saat berada di Ponpes Miftachussunnah, Tambaksari, Surabaya pada Selasa, 13 Agustus 2024. Sejumlah mantan pengurus PKB sempat mengungkap peran dari Dewan Syuro dipangkas pada kepengurusan Cak Imin.
“Ya, ada lah, suara dikit-dikit (dari kiai untuk muktamar luar biasa). Tapi PBNU tidak dalam posisi itu,” kata Gus Yahya. “Persoalannya bukan soal muktamar, tapi bagaimana ini kan mekanisme politik yang normal nih, ada aspirasi, ada lembaga politik, nah kami dalam posisi civil society.”
Cak Imin menuturkan PKB bukan lah miliknya maupun milik PBNU atau sekelompok orang. “Tetapi (PKB) milik seluruh rakyat Indonesia,” kata dia.
Menurut dia, jika partai sudah identik atau terkotak dalam satu kelembagaan, dipastikan partai itu akan mengecil. Namun Cak Imin bersyukur PKB bisa semakin besar karena tak terkotak dalam suatu lembaga. Dia mengklaim PKB selama ini melayani kepentingan bangsa dan seluruh rakyat Indonesia.
“Alhamdulillah, PKB semakin membesar dan akan terus membesar," ucap Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini.
Keresahan Sejumlah Kiai Soal PKB
Sebelumnya, ratusan kiai struktural dan pengasuh pondok pesantren berkumpul di Ponpes Tebuireng pada Senin sore, 12 Agustus 2024. Mereka menyampaikan berbagai keresahannya soal PKB.
Pertemuan dihadiri pengasuh Ponpes Lirboyo Anwar Manshur, pengasuh Ponpes Tebuireng Abdul Hakim Mahfudz, serta para Rais Syuriah Pengurus Cabang NU maupun kiai pesantren dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
Anwar Iskandar dan Amin Said Husni bertugas memimpin pertemuan tersebut. Mereka mewakili Pansus PKB yang merupakan tim bentukan PBNU. Anwar mengatakan ada dua kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan itu.
“Pertama, para kiai sepakat bahwa antara PBNU dan PKB memiliki hubungan ideologis, historis, politis, organisatoris dan kultural,” kata Anwar seperti dikutip melalui keterangan resmi pada Senin, 12 Agustus 2024.
Kedua, para kiai sepakat dan meminta PBNU segera mengambil langkah strategis untuk perbaikan PKB ke depan. Mereka menilai selama ini PKB semakin jauh dari marwah utama sejak partai itu didirikan.
MOCHAMAD FIRLY FAJRIAN | ANTARA
Pilihan editor: Ridwan Kamil Deklarasi untuk Pilgub Jakarta Malam Ini, Anies Baswedan Unggul dalam Survei