TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar membantah soal pengunduran diri Airlangga Hartarto berkelindan dengan minimnya dukungan dari pengurus daerah untuk mempertahankan penyelenggaran Musyawarah Nasional (Munas). Sebelumnya partai beringin telah mengagendakan Munas Golkar, pada Desember mendatang.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Golkar, Maman Abdurrahman, mengatakan Airlangga mundur karena keinginan dirinya sendiri, bukan imbas adanya paksaan maupun intervensi dari pihak luar.
"Tidak ada kaitannya dengan hal ini," kata Maman saat dikonfirmasi Tempo di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Selasa, 13 Agustus 2024.
Seorang politikus Partai Golkar bercerita, para pengurus daerah cenderung memihak Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia guna menggantikan posisi Airlangga sebagai Ketua Umum partai.
Alasannya, Airlangga dinilai gagal dalam meneruskan amanat partai, baik dalam kontestasi pemilihan presiden maupun pemilihan kepala daerah. Amanat ini, ialah mewajibkan kader partai untuk menjadi calon di pemilihan eksekutif maupun daerah.
"Banyak ketua partai di daerah kehilangan tiket maju di pilkada saat kepemimpinan Airlangga," ujar politikus ini.
Seorang legislator Golkar, tak menampik ihwal adanya resistensi dari pengurus daerah terhadap Airlangga. Ia mengatakan, Airlangga cenderung takluk pada koalisi ketimbang memprioritaskan kader yang membantu pemenangan partai di wilayah masing-masing. "Karena itu daerah kehilangan respect," ujar legislator ini.
Ia mencontohkan, alih-alih mencalonkan Musa Rajekshah di pilkada Sumatera Utara, Airlangga malah mendukung menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution berlaga. "Ini yang dimanfaatkan Bahlil untuk mencari dukungan di daerah," kata dia.
Ketua Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar, Idrus Marham, mengklaim bahwa dukungan pengurus daerah kepada Bahlil untuk maju menjadi calon Ketua Umum di Munaslub mendatang, telah terkumpul di hampir seluruh provinsi di Tanah air.
Ia menyebut, Bahlil telah memperoleh 34 dari 38 surat dukungan dari DPD untuk maju menjadi calon Ketua Umum partai.
Ketua Bappilu Partai Golkar, Maman Abdurrahman, menepis tudingan pengurus daerah resiten terhadap Airlangga. Ia mengatakan, partai memiliki pertimbangan dalam mengusung calon, baik dalam pemilihan presiden maupun kepala daerah.
"Kan dilihat parameternya. Dilihat kualitas; popularitas; dan elektabilitasnya. Itu poin yang dinilai apakah bisa maju atau tidak," kata Maman.
Wakil Ketua Komisi Energi DPR itu melanjutkan, partai terus memprioritaskan kader untuk maju, khususnya di pilkada 2024 ini. "Namun, perlu diingat, kan ada koalisi. Pertimbangannya kan dimusyawarahkan dengan koalisi partai," ucap Maman.
Savero Aristia Wienanto berkontribusi adalam penulisan artikel ini.