Biem mengatakan, alasan mereka mendatangi PDIP karena menilai ada kesamaan dalam memperjuangkan demokrasi yang sehat, membela wong cilik, dan menolak adanya kotak kosong di Pilkada Jakarta.
"Dan kami melihat PDIP adalah partai yang memang mengedepankan demokrasi yang
sehat. Tidak mau nanti akan adanya kotak kosong, itu kan nggak sehat. Itu kesamaan kami dengan PDIP," kata dia.
Putra komedian Benyamin Sueb itu kemudian berharap kepada PDIP supaya mengusung mantan Gubernur Jakarta 2017-2022 Anies Baswedan agar dapat berlaga pada Pilkada Jakarta 2024.
"Kami harapkan nanti Pilkada 2024 ini kita bersama-sama untuk maju, mengusung figur, calon, terserah silakan. Tapi dari kami Pak Anies untuk diajukan, nanti siapa wakil atau gimana, dari PDIP silakan aja. Kami kan melihat ada partai yang kemarin mengusung Pak Anies, ada PKB, PKS, NasDem, ini mudah-mudahan PDIP," kata dia.
Adapun Anies terancam tak mendapat tiket maju di Pilkada Jakarta. PKS yang awalnya mendukung Anies dengan menetapkan calon wakilnya Muhammad Sohibul Iman, sekarang mulai melirik ke Koalisi Indonesia Maju (KIM). Sementara KIM bakal mendukung eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta.
Sedangkan NasDem yang juga telah mengusung Anies tak akan bisa maju sendiri karena kekurangan jumlah kursi di DPRD. Sementara Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB baru di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah Jakarta yang mengusung. Belakangan, PKB juga memberi sinyal belok arah ke KIM.
Jika Anies tak maju, maka Pilkada Jakarta kemungkinan hanya akan ada satu pasangan calon dari KIM Plus dengan bergabungnya PKS dan PKB. Kini tinggal PDIP yang belum menyatakan sikapnya soal dukungan di Pilkada Jakarta.
MOCHAMAD FIRLY FAJRIAN
Pilihan Editor: Ramai-ramai Bela Anies Agar Dapat Tiket Maju di Pilkada Jakarta