TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2021, Said Aqil Siroj, menilai kritik dari PBNU terhadap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) justru akan membuat partai itu semakin kuat. Dia mengatakan serangan, kritik, dan penggerogotan yang terjadi hari ini sebagai cambuk atau jamu bagi PKB.
“Jadikan apa yang dihadapi hari ini sebagai cambuk, jadikan sebagai jamu. Pahit tidak apa-apa asal sembuh,” kata Said dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta pada Sabtu, 10 Agustus 2024 seperti dikutip dari Antara.
Said yang dulu merupakan anggota Tim Lima Pendiri PKB itu mengatakan PKB di bawah kepemimpinan Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sejauh ini semakin maju. Sebab, kata dia, perolehan kursi di tingkat pusat bertambah dari 58 menjadi 68 kursi pada pemilihan anggota legislatif atau Pileg 2024.
"Itu semua berkat Gus Muhaimin dan teman-teman PKB di pusat dan daerah," kata dia.
Dia pun mencontohkan saat ini pengurus wilayah PKB di daerah Bandung sedang dalam kondisi yang solid. Menurutnya kekompakan itu buah dari sinergi antara PKB dan NU di wilayah tersebut. Dengan adanya dinamika yang terjadi saat ini, dia meyakini lambat laun PKB akan semakin kuat dan mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Dia juga menuturkan tokoh pendiri PKB terdiri dari lima orang, yang kemudian disebut dengan Tim Lima. Dari lima anggota tersebut, kata dia, tiga orang sudah wafat.
“Dua orang masih hidup. Yakni, saya dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Tiga orang yang telah berpulang, Bapak Rozi Munir, Bapak Ahmad Bagdja, dan Bapak Mustopa Zuhad,” ujarnya.
Sebelumnya, PBNU telah membentuk tim lima atau panitia khusus (pansus) yang bertujuan merebut PKB agar kembali kepada ideologi awalnya. PBNU melakukan itu karena menilai PKB tidak lagi berada dalam jalur ideologi NU dan hanya dikuasai oleh Cak Imin dan kroni-kroninya saja. Pembentukan pansus akan menyerupai tim yang awalnya melahirkan PKB di masa lalu.
Kesediaan Ma’ruf Amin Jadi Penengah Konflik PBNU-PKB
Sebelumnya, Wapres Ma'ruf Amin menegaskan kesediaannya menjadi penengah konflik yang terjadi antara PBNU dan PKB melalui keterangan persnya usai meninjau MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo Kasongan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu, 7 Agustus 2024.